Blogger Template by Blogcrowds

MUDAH ....... SULIT


Mudah adalah untuk mendapatkan tempat adalah buku alamat seseorang.
Sulit adalah untuk mendapatkan tempat di hati seseorang.

Mudah adalah untuk menilai kesalahan orang lain
Sulit adalah mengakui kesalahan kita sendiri

Mudah adalah berbicara tanpa berpikir
Sulit adalah untuk menahan diri lidah

Mudah adalah untuk menyakiti seseorang yang mengasihi kita.
Sulit adalah untuk menyembuhkan luka ...

Mudah adalah untuk memaafkan orang lain
Sulit adalah meminta pengampunan

Mudah adalah untuk menetapkan aturan.
Sulit adalah untuk mengikuti mereka ...

Mudah adalah mimpi setiap malam.
Sulit adalah berjuang untuk sebuah mimpi ...

Mudah adalah untuk menunjukkan kemenangan.
Sulit adalah menganggap kekalahan dengan martabat ...

Mudah adalah untuk mengagumi bulan purnama.
Sulit untuk melihat sisi lain ...

Mudah adalah untuk tersandung dengan batu.
Sulit adalah untuk bangun ...

Mudah adalah untuk menikmati hidup setiap hari.
Sulit untuk memberikan nilai sebenarnya ...

Mudah adalah dengan menjanjikan sesuatu kepada seseorang.
Sulit adalah untuk memenuhi janji itu ...

Mudah adalah dengan mengatakan kita cintai.
Sulit adalah untuk menunjukkan setiap hari ...

Mudah adalah untuk mengkritik orang lain.
Sulit adalah untuk memperbaiki diri ...

Mudah adalah untuk membuat kesalahan.
Sulit adalah untuk belajar dari mereka ...

Mudah adalah menangis untuk cinta yang hilang.
Sulit adalah untuk menjaga agar tidak kehilangan itu.

Mudah adalah berpikir tentang cara meningkatkan.
Sulit adalah untuk berhenti memikirkan itu dan memasukkannya ke dalam tindakan ...

Mudah adalah berpikir buruk orang lain
Sulit adalah memberi mereka keuntungan dari keraguan ...

Mudah adalah untuk menerima
Sulit adalah memberikan

Mudah dibaca ini
Sulit mengikuti

Mudah adalah menjaga persahabatan dengan kata-kata
Sulit adalah menjaga dengan makna.

Herizal Alwi

Apa yang kita miliki sekarang?

1. Hasil alam yang berlimpah
a. Minyak - Baru di temukan cadangan minyak luar biasa jumlahnya di Aceh
b. Gas Bumi - Natuna memiliki cadangan gas terbesar di Dunia
c. Mineral yang berlimpah ( batubara, nikel, biji besi, mangan, pasir kuarsa, emas, uranium dll)
d. Hutan - hutan kita adalah paru-paru dunia
e. Ikan - berlimpah sampai sekarang di curi besar-besaran oleh negara tetangga belum habis-habis
2. Tanah kita adalah tanah subur
3. Negara kepulawan terbesar di dunia
4. Tempat pariwisata terindah di dunia
5. Multi Budaya
6. Strategis - Selat Malaka, kita kontrol itu kita kontrol perdagangan dunia
7. Jumlah Penduduk - dengan jumlah +/- 240jt jiwa kalau 20% saja benar-benar di didik itu adalah 100% penduduk Ingris (jadi kita bisa lebih besar dari Inggris)
8. Cerdas - buktinya adik-adik kita menang olimpiade fisika di luar negeri jadi kita bukan bangsa yang bodoh.

Apa yang bisa kita capai kedepan jika tidak di korupsi?

1. Hasil alam dapat dikelola dengan baik untuk kepentingan bangsa & rakyat Indonesia
a. Infrastruktur sampai daerah-daerah terpencil
b. Kesejahteraan rakyat Indonesia
c. Kesehatan gratis untuk seluruh rakyat Indonesia
d. Pendidikan MURNI Gratis untuk seluruh rakyat Indonesia
e. Pembangunan merata di setiap wilayah Indonesia (tidak ada lagi namanya desa tertinggal)
f. Tersedia lapangan pekerjaan
2. Pengembangan & pembangunan sektor energy alternatif di setiap wilayah Indonesia (termasuk pembangunan energy tenaga nuklear)
3. Memperkuat TNI & Polri ( Alutsita)
4. Pembangunan di sektor Industri (otomotif, telekomunikasi, perbankan, dll)
5. Pembangunan Ekonomi berbasis kerakyatan
6. Swasembada Pangan
7. Olah raga kita akan menjadi kekuatan yang akan di perhitungkan dunia (ingat penduduk kita 240jt),
8. Piala Dunia di Indonesia ( bola kita akan menang 1-0 lawan Itali)
9. NEGARA SUPER POWER DI SELATAN KATULISTIWA

Kurang lebihnya silahkan tambah masing-masing, kita hanya perlu menyakini bahwa kita mampu bukan hanya sejajar tapi bahkan lebih dari negara seperti KORSEL, JEPANG, GERMAN dll, kita harus bisa percaya itu...

Bukankah kita selalu bercita-cita mendambakan Indonesia yang Jaya? Sekaranglah waktunya kita berbuat, " Kalau bukan kita siapa lagi? kalau bukan sekarang siapa lagi?

dan untuk itu kita saling menjaga dan peduli terhadap bangsa demi masa depan dan tugas sebagai manusia

tersebutlah tiga bandit yang telah siap mendapatkan sebuah tiket neraka JAHANAM....VIP lagi...

kayanya VIP nya ...nggak sanggup deh buat si tiga bandit manja.....dan maka sib tiga bandit manja berunding, dan kembali menghadap pada tuhan.....
dan bandit kepala mulai nego.....ya tuhan maha pengampun dan penyayang...kayanya berat neh masuk neraka jahanam...mohon ijin berikan sehari aja dikembaliin ke bumi buat bertobat......pliiiiss deh tuhan....

yang namanya tuhan maha pengampun ..maka tuhan mengabulkan dengan sebuah syarat....masing masing preman wajib membawa buah sebanyak 10 biji cuman itu aja....nggak perlu berbuat baik.....pokoknya kembali ke bumi dan bawa sepuluh biji buah masing masing kalian...

dan secara tiba tiba...tiga bandit kembali ke bumi.....twingg....

...................
...................
eee..ternyata tiga bandit kembali dengan cepat.....dan dimulai pada bandit pertama....

bandit pertama membawa 10 buah semangka.....dan bandit berkata....buat apa sih tuhan....masa sih yang dineraka mo dikasi buah segala.....
dan tuhan menjawab...
bukan kasih buah ,tapi ente mesti tahan gua lempar ama sepuluh semangka bila nggak tahan go to hell....
si bandit...ooooo gitu yah.....dan pelemparan dimulai....buk..buk....buk....dan pada lemparan ke 6 si bandit terkapar....dan go to hell..

pada pelemparan bandit ke dua....si bandit bawa 10 buah anggur.....dan buk..buk...tuing...akan tetapi pada lemparan ke sembilan terdengar suara hik...
dan sibandit ke dua go to hell

pas di pintu neraka bandit pertama bertanya..lo kok pada lemparan sembilan kok keluar suara hik sih....kan cuman dilempar pake anggur....nggak sakit toh...kata si bandit pertama...
bandit ke dua menjawab.....gini...bukanya aku nggak tahan....masalahnya aku liat si bandit ketiga bawa 10 buah duren....makanya aku nggak tahan nahan ketawa....

dan giliran bandit ketiga....

si bandit langsung aja ..nyrocos....tuhan nih duren....silakan.....
neraka sih neraka tuhan.....tapi jangan pake acara lempar lemparan ye.... gua balik neh.....go tu heeeel....

sebuah dedikasi buat para sahabat....

Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah longlai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Sebaik sahaja dia sampai ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi wang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi wang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kelmarin,sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi wang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik sahaja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan….jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah…carilah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."

Sebaik sahaja dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu.
Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita nongkrong di tepi jalan.

dan yang pasti tangan diatas lebih baik dari tangan dibawah.......yup semuaaaaa....tangan diataaaaaaaaaas....




SEPERTI Jakarta dan Jogyakarta. Kampung-kampung kecil di Sumatera Barat ini, pernah menjadi ibu republik yang paling nyaman untuk bangsa bernama Indonesia. Celaka, sejarah melupakannya.

HARI merangkak senja. Sisa hujan siang masih membekas di atas tanah, ketika media ini berjalan kaki sepanjang satu kilometer, dari Jalan Raya Payakumbuh-Lintau, menuju kawasan Tadah yang berada di Jorong Lambuak, Nagari Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota (115 kilometer dari Kota Padang), Kamis (17/12).

Perjalanan ke dataran tinggi ini, terasa menentramkan hati. Apalagi sepanjang jalan, terlihat pohon-pohon karet tegak menjulang. Daunnya yang rimbun memberi kesejukan bukan kepalang.

"Jika kita berjalan terus ke arah atas. Maka akan ditemukan perkebunan teh membentang luas,"kata mantan Wali Nagari Halaban Masrizal Said, yang menemani perjalanan kami.

Namun, saya memutuskan tidak menyisir ke perkebunan karet yang tidak lagi dikelolah dengan baik tersebut. Melainkan, melanjutkan perjalanan dengan berbelok ke arah kanan, tepatnya ke sebuah kebun yang sekarang dikelolah kaum Datuk Gomok.

Kebun itu sendiri cukup luas. Di dalamnya, selain didominasi tanaman karet, juga tumbuh tanaman damar dan tanaman tua lain. Sedangkan di samping, terdapat dua rumah warga yang sebenarnya lebih cocok disebut sebagai dangau.

Kedua dangau tersebut,masing-masing dihuni oleh keluarga Kalinin, 65, dan warga bernama Jawa, 75, yang hidup sebatang kara."Hanya saya dan Pak Jawa yang tinggal di tempat ini,"ucap Kalinin ketika bertemu.

Kembali pada kebun Datuk Gomok tadi. Di tempat itu, sekitar tahun 1945 sampai 1960-an pernah berdiri sebuah surau dan dangau yang dihuni keluarga (Alm) Yaya. Sehingga sampai sekarang, warga Halaban. masih menyebut kebun tersebut dengan nama 'Dangau Yaya'.

"Di dangau Yaya itulah, Menteri Kemakmuran Republik Indonesia Mr Syafrudin Prawiranegara, bersama dengan sejumlah pejuang tanah air, memproklamirkan lahirnya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), tanggal 22 Desember 1948, "kata Rasawin, 89, bekas pejuang/anggota BPNK di Halaban, ketika ditemui di kediamannya.

Waktu itu menurut Rasawin, Jogyakarta yang merupakan Ibu Kota Republik Indonesia, baru tiga hari dibombardir Belanda. Dua founding father Republik, yakni Soekarno-Hatta ditangkap, lalu dibuang ke Brastagi dan Pulau Bangka.

Sebelum ditangkap, Soekarno-Hatta, sebagaimana juga ditulis Indonesianis Audrey Kahin dalam "Perjuangan Sumatera Barat Dalam Revolusi Nasional Indonesia 1945-1950" yang diterjemahkan sejarawan Universitas Negeri Padang Dr Mestika Zed dkk, sempat memberi mandat kepada Mr Syafrudin Prawiranegara yang berada di Sumatera.

Dalam mandatnya, Soekarno-Hatta meminta Mr Syafrudin Prawiranegara membentuk Pemerintahan Drurat Republik Indonesia. Jika mandat tersebut tak dapat dijalankan, maka kepada Soedarsono, Palar, dan Mr Maramis diminta membentuk Exile Government di India. Meski mandat tersebut, tak pernah sampai kepada Mr Syafrudin Prawiranegara. Namun, dengan keyakinan yang besar (bisa jadi juga karena sudah mendapat rambu-rambu dari Bung Hatta), Syafrudin berhasil membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).

PDRI dideklarasikan Mr Syafrudin, bersama para pejuang lainnya, di dangau Yaya, kawasan Tadah, Nagari Halaban, yang kami kunjungi pada Kamis (17/12) sore itu. Namun sayangnya, tidak adalagi tanda-tanda, kalau tempat nan sejuk dan jauh dari keramaian tersebut. Pernah menjadi ibukota republik ini, walaupun hanya beberapa hari saja. Sebab setelah dideklarasikan, PDRI berjalan dari satu kampung ke kampung lain di Sumatera Tengah.

"Memang tidak ada tanda-tanda PDRI pernah dideklarasikan di sini. Sebab, orang-orang sudah melupakan dan memplesetkan sejarah,"kata Rasawin, yang pernah menjadi Wali Nagari Halaban periode 1965-1969.

"Ya. PDRI memang dilupakan. Kalaupun belakangan, ada peringatan PDRI di Halaban. Banyak orang lebih memilih ke kawasan tetangga, yakni Jorong Tegal Rejo atau Parak Lubang. Padahal, tempat itu bukan lokasi PDRI. Melainkan lokasi pemancar radio Auri,"ujar Masrijal Said, mantan Wali Nagari Halaban periode 2003-2008.

Abai Juga Diabaikan.
Rupanya, tidak hanya lokasi deklarasi PDRI di Halaban yang tidak mendapat perhatian. Ratusan kilometer dari kawasan tersebut. Tepatnya di Abai Sangir, Kecamatan Sangir Jujuan, Kabupaten Solok Selatan (sekitar 215 KM dari Kota Padang), kondisinya justru lebih menggemaskan lagi.

Di kampung tersebut, berdiri sebuah rumah kayu milik warga bernama Sa'diyah. Rumah inilah yang dihuni Mr Syafrudin Prawiranegara bersama rombongan PDRI, termasuk Menteri Kesehatan Dr Sambiyono selama 14 hari.

Waktu itu, Mr Syafrudin bersama rombongan PDRI, baru saja melakukan perjalanan panjang dengan melewati sejumlah kampung. Mulai dari Halaban (Kabupaten Limapuluh Kota), menuju Bangkinang (Kampar, Riau), terus ke Teluk Kuantan (Kuansing, Riau), Sungai Dareh (Dharmasraya, Sumbar), sampai menyebrang di Abai Sangir.

"Beliau datang dari Sungai Dareh, dengan menaiki sampan yang didayung masyarakat Abai Sangir. Setelah sampai di Abai, rombongan tinggal di rumah Sa'diyah. Istri dari Angku Palo Buncik, Wali Nagari Abai Sangir semasa itu,"kenang Hasan Bagindo Patiah, 85, saksi sejarah yang ditemui Padang Ekspres di Abai Sangir, Selasa (15/12) sore.

Namun sama nasibnya dengan tempat deklarasi PDRI di Halaban. Di rumah Sa'diah yang masih berdiri kokoh, juga tidak ada tanda-tanda, bahwa tempat tersebut pernah menjadi daerah basis perjuangan sekaligus ibu republik. "Rumah ini memang tidak lagi diperhatikan. Kalaupun ada orang luar atau pejabat pemerintah yang datang ke sini. Biasanya hanya sekedar berfoto-foto saja. Setelah itu mereka pergi tanpa kabar berita,"ujar Darlian, 41, cucu Sa'diah yang kini dipercaya mengurus rumah tersebut.

Darlian bersama sang suami, sempat tidak welcome dengan kedatangan Padang Ekspres ke rumah Sa'diyah, yang berada persis di samping rumahnya. "Maaf. Kami agak risih dengan kedatangan orang-orang ke sini. Sebab, biasanya mereka hanya menjadikan rumah ini sebagai objek. Sebagai proyek. Sedangkan perhatian atau perawatan terhadap rumah, tak pernah kami terima,"ujar Darlian sedikit ketus.

Setelah dijelaskan kepadanya, bahwa wartawan datang untuk menelusuri daerah-daerah basis PDRI yang terlupakan. Barulah Darlian membuka pintu rumah Sa'diyah. Bahkan, perempuan itu juga memperlihatkan foto Angku Palo Buncik, tokoh yang memfasilitasi Mr Syafrudin Prawiranegara selama berada di Abai Sangir.

Di dalam rumah Sa'diyah, terdapat 6 ruangan. Terdiri dari satu ruangan utama, satu ruang makan, dan empat kamar tidur. Sedangkan di bagian belakang, selain terdapat dapur berikut kamar mandi, juga ada bekas kandang kuda. "Menurut cerita orang tua saya. Dalam kandang kuda itu, rombongan PDRI pernah mencetak Oeang Republik Indonesia,"ujar Mahyunar Khatib Ipie, 54, tokoh masyarakat Abai Sangir yang mula-mula menunjukkan lokasi rumah Sa'diyah kepada wartawan.

Benar apa tidak soal lokasi percetakan uang tersebut, Khatib Ipie menyebut, tentu perlu dilakukan kajian lebih dalam. Namun pastinya, kampung kecil di Solok Selatan, bernama Abai Sangir memang pernah menjadi ibu republik. Andil masyarakatnya semasa PDRI
sangat besar.

"Itulah yang kita minta kepada pemerintah, agar diingat dan diperhatikan. Jangan seperti sekarang, sepanjang udara merdeka kita hirup, Abai Sangir seperti dilupakan dalam sejarah. Bahkan di bidang pembangunan kami tertinggal. Lihat jalan ke sini, buruk dan berlubang-lubang,"ujar Mahyunar Khatib Ipie.

Bidar Alam.

Sekitar dari 12 kilometer sebelum memasuki Nagari Abai Sangir. Padang Ekspres juga menyambangi nagari lain di Solok Selatan yang pernah menjadi ibu republik, yakni Bidar Alam. Di kampung yang paling lama menjadi tempat tinggal Mr Syafrudin Prawiranegara bersama rombongan PDRI ini (tercatat hampir 3,5 bulan). Kondisi yang didapat sedikit agak baik.

Bangunan-bangunan peninggalan PDRI, nampak masih terawat. Misalnya saja, rumah warga bernama Jama yang dijadikan sebagai markas Mr Syafrudin Prawiranegara, sekaligus tempat berlangsungnya sidang kabinet PDRI. Rumah gadang tersebut, bahkan sekarang direnovasi oleh Pemerintah Kabupaten Solok Selatan. Cuma sayang, beberapa bagian bangunan nampak dirubah dari bentuk aslinya.

Perawatan juga terlihat terhadap Surau Bulian, tempat yang dijadikan sebagai stasiun pemancar radio Auri, alat komunikasi PDRI di Bidar Alam. Begitupula pada sejumlah rumah penduduk yang menjadi hunian pejuang PDRI, seperti rumah Lamisa, rumah Sicah, rumah Biah, rumah Sawida, ataupun rumah Siti Rapek.

"Dibandingkan beberapa tahun lampau, Bidar Alam sekarang mungkin sudah bisa disebut mendapat perhatian dari pemerintah,"kata Haji Djamaan Ismail alias Khatib Djamaan, 84. Pejuang yang menjemput Syafrudin Prawiranegara dari Abai Sangai ke Bidar Alam pada 23 Januari 1949.

Duka di Silantai.
Namun, bagaikan siang dengan malam. Kondisi yang sedikit mengembirakan di Bidar Alam tadi, justru tidak begitu terlihat di Nagari Silantai, Kecamatan Sumpur, Kabupaten Sijunjung (sekitar 170 Kilometer dari Kota Padang). Di kampung yang dalam buku "Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau Jilid II", karangan Ahmad Husin dkk, disebut sebagai tempat Musyarawah Besar PDRI. Kondisi justru tidak obahnya dengan di Halaban dan Sangir.

"Nagari ini jarang dikunjungi pejabat. Peringatan-peringatan PDRI, juga tak pernah dilangsungkan di sini,"ujar Intan Sari Dt Magek Kerajaan, 85, bekas Ketua Panitia Penyambutan dan Perbekalan Perjuangan PDRI di Silantai, kepada Padang Ekspres, Rabu (16/12). Padahal, menurut Intan Sari Dt Magek Kerajaan, setelah berangkat meninggalkan Nagari Bidar Alam. Rombongan PDRI pimpinan Mr Syafrudin Prawiranegara, tinggal dan bertemu dengan rombongan Gubernur Sumatera Tengah di Silantai, Sumpur Kudus.

"Mr Syafrudin Prawiranegara, tinggal di sini 40 hari. Dia kadang tinggal di Surau Tobiang. Kadang-kadang menginap di rumah pasangan suami-istri Hasan Basri-Nursani. Hasan Basri sendiri, semasa itu menjabat sebagai wali perang,"kenang Intan Sari Dt Magek Kerajaan.

Selepas bertemu Intan Sari, Padang Ekspres juga mengunjungi Surau Tobiang dan rumah Hasan Basri-Nursani. "Surau ini bentuknya sudah dirubah. Sekarang juga sudah jarang dipakai. Paling-paling untuk sholat Jum'at saja," kata Cap, anggota Linmas Sumpur Kudus yang menemani perjalan kami ke Silantai. Adapun rumah Hasan Basri-Nursani, masih kokoh menjulang. Tak ada bentuk rumah yang di rubah. Masih seperti dulu. Seperti zaman darurat.

"Kalaupun ada tambahan, di depannya sekarang sudah ada tugu PDRI yang dibangun semasa kepemimpinan bupati Syahrul Anwar di Sijunjung. Setelah itu tak ada lagi perubahannya,"jelas Intan Sari Dt Magek Kerajaan.


Padang Japang & Koto Tinggi.
Terabaikannya daerah-daerah yang pernah menjadi ibu republik Indonesia, semasa PDRI 1948-1949 berlangsung di Sumatera Tengah. Tidak hanya terlihat di Halaban, Abai Sangir, dan Silantai. Di Padang Jopang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota (135 Kilometer dari Kota Padang), sejarah perjuangan bangsa, juga terkesan dilupakan.

"Padahal, di kampung ini dulunya, pernah digelar pertemuan terkait penyerahan kembali PDRI kepada pemerintah pusat. Waktu itu yang bertemu adalah Delegasi Bangka utusan Wapres Mohammad Hatta yang terdiri dari Muhammad Natsir dan Dr Leimena, dengan kabinet PDRI pimpinan Mr Syafrudin Prawiranegara,"kata Putra Satria Veri, aktifis pemuda di Kecamatan Guguak, Sabt (19/11).

Menurut Putra Satria Veri, baru dalam beberapa tahun belakangan, pemerintah daerah memperingati PDRI di Padangjopang ataupun Koto Kociak. "Tapi ya baru sebatas peringatan atau ceremonial belaka. Aksi nyata untuk warga yang membantu perjuangan PDRI belum terasa,"ujarnya. Hal tidak jauh berbeda juga terlihat di Pua Data, Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota (170 Kilometer dari Kota Padang).

Di tempat yang pernah dijadikan sebagai lokasi pemancar radio PDRI ini, sejarah perjuangan juga cenderung dilupakan. Bahkan, beberapa tahun lalu, Koto Tinggi juga seperti daerah yang terisolir. "Baru belakangan, jalan ke sini di aspal hotmix. Sebelumnya, justru darurat seperti Agresi II Belanda dulu,"kata Man Tolak, warga di Pua Data kepada wartawan, Sabtu (19/11).

Harus Ada "Kompensasi"

Menyimak kondisi daerah-daerah basis PDRI yang cenderung terabaikan tadi. Aktifis Yayasan Peduli Perjuangan PDRI Ferizal Ridwan, menyerukan kepada pemerintah pusat dan pemerintah daerah, agar dapat mengakomodir dan memobilasi pembangunan ke daerah tersebut.

"Harus ada semacam kompensasi, untuk ibu republik yang cendrung dilupakan itu,"kata Ferizal Ridwan, ketika dihubungi Sabtu (19/12) malam.

Kompensasi tersebut, menurut Ferizal Ridwan, tentu bukanlah sesuatu yang susah untuk diwujudkan. Apalagi, dari aspek sejarah, peristiwa PDRI di Sumatera Tengah yang berlangsung antar atahun 1948-1949 sudah diakui oleh pemerintah pusat. Menyusul lahirnya Keputusan Presiden Nomor 28 tahun 2006, tentang PDRI sebagai Hari Bela Negara.

"Dengan adanya pengakuan PDRI dari aspek sejarah. Maka keberadaan daerah-daerah PDRI, sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, juga harus ditinjau dari aspek masyarakat,"kata Ferizal Ridwan.

Karena itupula, dia menyarankan, kepada pemerintah daerah yang daerahnya pernah menjadi basis PDRI. Untuk dapat mendukung, dengan mepersiapkan 'perangkat lunak' semacam aturan tingkat daerah, yang menyentuh masalah PDRI. (***)

bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu mengenang jasa para pahlawanya.....

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

dan begitupun persahabatan di dunia maya......

Ini adalah daftar 10 hadiah yang paling senang dan sesuai diberikan kepada siapa saja yang kita kasihi ~ ibu, ayah, suami, isteri, saudara, anak dan sebagainya. Contoh di bawah ini lebih menjurus kepada hubungan lelaki-wanita, sila ubahsuai jika ditujukan kepada orang lain. Pilihlah satu atau pun semua.

1. Hadiah Mendengar:
Berikan hadiah ini kepada yang memerlukan, dan kamu harus benar-benar mendengar apa yang dikatakan. Jangan mencela, jangan berangan-angan dan jangan berniat bagaimana kamu ingin membalas.

2. Hadiah Tanda Kasih:
Jangan pelit memberikan pelukan, ciuman dan ramasan tangan. Biarkan tanda-tanda kecil ini tunjukkan kasih dan sayang yang ada di dalam diri
kamu.

3. Hadiah Sehelai Notice:
Ini mungkin ringkas seperti "Sayang" atau sesuatu yang kreatif seperti sebuah puisi. Letakkan catatan-catatan ini di tempat yang tidak disangka oleh orang yang dikasihi.

4. Hadiah Ketawa:
Berikan sesuatu yang melucukan seperti gambar kartun atau artikel. Intinya adalah, "bergembira bersama."

5. Hadiah Puji-Pujian:
Sesuatu yang simple seperti "Warna biru memang cocok dengan kamu" atau "Sedap masakan kamu" mempunyai nilai yang tinggi kepada orang yang mungkin merasa dia senang

6. Hadiah Bantuan:
Tolong cuci piring mangkuk, buang sampah, jaga anak, dll.

7. Hadiah Bersendirian:
Adaketika kita hanya mau sendiri. Peka kepada saat-saat itu dan berilah waktu dan tempat untuk dia bersendiri.

8. Hadiah Keceriaan:
Cuba sedini upaya supaya kita sentiasa ceria apabila bersama orang-orang yang dikasihi.

9. Hadiah Permainan:
Sertai sesuatu aktiviti yang disukai oleh orang yang dikasihi. Kalah pun tak apa, kamu masih menang.

10. Hadiah Doa:
Selalu berdoa untuk kesejahteraan orang-orang yang dikasihi dan beritahu mereka yang mereka setiasa berada di dalam doa kita.

from: Herizal Alwi

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda