Blogger Template by Blogcrowds
















sibuk ngomongin orang korupsi,sibuk teori ini itu dan sebagainya..cape deh...................
yang ini kok nggak pernah dibenahin ya........ini nih yang buat kesengsaraan,ini mah gambar yang dah lazim di setiap instansi pemerintah,emang enak digaji cuman buat tidur,mana gede lagi.....kayanya masuk penyelewengan ,alias nggak bertanggung jawab....

sebagai negara yang berdaulat yang berlandaskan pada pancasila,hal semacam ini jelas melanggar undang undang..kenapa........karena kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat,nah kalo para pelayan masyarakat lazimnya kaya gini ya terang aja dong....bangsa kita kaya sekarang ini...nggak pernah maju, selalu dibodohin dengan teori orang yang cuman bisa molor, bayangkan.....berapa banyak sih menghabiskan keuangan negara untuk bayar mereka,sedangkan para rakyat kecil terus di hajar dan terus untuk disingkirkan....

anda tentu tau berapa banyak propinsi di negeri ini,dan berapa banyak pegawai pemerintahan sepert ini,dan mereka dibayar dengan uang rakyat.....taukah anda dari mana mereka dibayar....mereka dibayar dari pajak yang kita bayar,berapa besarkah anda bayar pajak anda?.....kendaraan,pbb,pajak pendapatan,blom lagi listrik,telepon,air PPh,PPn.....dan tagihan lain.....nah tagihan tersebut masuk ke kas negara yang gunanya salah satunya untuk bayar mereka mereka ini.....

katanya si presiden teriak berantas korupsi yang katanya merugikan rakyat,karena si koruptor makan uang rakyat,untuk kepentingan pribadi.dan katanya dia berhasil.....tapi kalo ini kayanya lebih banyak ngabisin uang rakyat juga deh......kok si presiden diam aja sih......nggak ada teriak .....

Kutipan diatas adalah sebuah kenyataan yang mungkin nggak bisa kita benahi,jika seandainya kita masih kaya gini,masing masing kita nggak punya daya dan upaya untuk mengatasi....

sebagai solusi ..........marilah berfikir jernih.......mumpung pilpres masih jauh........ingat hanya keledai yang masuk lobang yang sama dua kali....masih ingatkah pemilu yang baru lewat ......dimana suara bisa dibeli......
nah untuk masa yang akan datang suara jangan dijual dong.....
.....................makasih buat yang masih peduli.......................

Mari kita dukung presiden yang lebih memihak rakyat........kalo mo ikutan pilpres coblos presiden yang mau bubarin pol pp, karna selama ini pol pp terbukti menyusahkan rakyat..jangan pilih presiden yang marah bila cuman pesawat bekasnya jatuh,......tapi pilih presiden yang marah jika melihat rakyat menderita....
..................Terimakasih..........



width="468" height="60" border="0" />

Tidak ada makhluk di dunia ini yang ketika sudah dewasa masih minum susu -kecuali manusia. Lihatlah sapi, kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah tidak anak-anak lagi tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi perilaku yang alami seperti itu?

"Itu gara-gara pabrik susu yang terus mengiklankan produknya," ujar Prof Dr Hiromi Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal, katanya, susu sapi adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia? Bahkan, katanya, bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu benda cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak sempat berinteraksi dengan enzim yang diproduksi mulut kita. Akibat tidak bercampur enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut langsung menggumpal dan sulit sekali dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh terpaksa mengeluarkan cadangan "enzim induk" yang seharusnya lebih baik dihemat. Enzim induk itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang. Namun, karena enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu, peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor Hiromi tentu tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di dunia. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia sudah sangat berpengalaman menjalani praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa keadaan usus bagian dalam lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia memang orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus mondar-mandir di antara dua negara itu.

Setiap memeriksa usus pasiennya, Prof Hiromi sekalian melakukan penelitian. Yakni, untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Dia menjadi hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang makan atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara lain susu dan daging.

Dia melihat alangkah mengerikannya bentuk usus orang yang biasa makan makanan/minuman yang "jelek": benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini seperti diikat dengan karet gelang. Jelek di situ berarti tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena tugas usus adalah menyerap makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan kalau makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Bukan saja ususnya kecapean, juga sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menua. Bahkan, makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus: menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.

Dia mengambil contoh yang sangat menarik, meski di bagian ini saya rasa, keilmiahannya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya, dia minta kita menyadari berapakah jumlah gigi taring kita, yang tugasnya mengoyak-ngoyak makanan seperti daging: hanya 15 persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti bahwa alam hanya menyediakan infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia juga menyebut contoh harimau yang hanya makan daging. Larinya memang kencang, tapi hanya untuk menit-menit awal. Ketika diajak "lomba lari" oleh mangsanya, harimau akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu, katanya, harus dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras harus sampai 70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di mulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Demikian juga kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya, sebaiknya setengah jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.

Bagaimana kalau makanannya seret masuk tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan. Berarti mengunyahnya kurang dari 30 kali! Dia juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Tidur itu, tulisnya, harus dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, tapi juga panjang umur, awet muda, dan tidak akan gembrot.

Yang paling mendasar dari teorinya adalah: setiap tubuh manusia sudah diberi "modal" oleh alam bernama enzim-induk dalam jumlah tertentu yang tersimpan di dalam "lumbung enzim-induk". Enzim-induk ini setiap hari dikeluarkan dari "lumbung"-nya untuk diubah menjadi berbagai macam enzim sesuai keperluan hari itu. Semakin jelek kualitas makanan yang masuk ke perut, semakin boros menguras lumbung enzim-induk. Mati, menurut dia, adalah habisnya enzim di lumbung masing-masing.

Maka untuk bisa berumur panjang, awet muda, tidak pernah sakit, dan langsing haruslah menghemat enzim-induk itu. Bahkan, kalau bisa ditambah dengan cara selalu makan makanan segar. Ada yang menarik dalam hal makanan segar ini. Semua makanan (mentah maupun yang sudah dimasak) yang sudah lama terkena udara akan mengalami oksidasi. Dia memberi contoh besi yang kalau lama dibiarkan di udara terbuka mengalami karatan. Bahan makanan pun demikian.

Apalagi kalau makanan itu digoreng dengan minyak. Minyaknya sendiri sudah persoalan, apalagi kalau minyak itu sudah teroksidasi. Karena itu, kalau makan makanan yang digoreng saja sudah kurang baik, akan lebih parah kalau makanan itu sudah lama dibiarkan di udara terbuka. Minyak yang oksidasi, katanya, sangat bahaya bagi usus. Maksudnya, mengolah makanan seperti itu memerlukan enzim yang banyak.

Apa saja makanan yang direkomendasikan? Sayur, biji-bijian, dan buah. Jangan terlalu banyak makan makanan yang berprotein. Protein yang melebihi keperluan tubuh ternyata tidak bisa disimpan. Protein itu harus dibuang. Membuangnya pun memerlukan kekuatan yang ujung-ujungnya juga berasal dari lumbung enzim. Untuk apa makan berlebih kalau untuk mengolah makanan itu harus menguras enzim dan untuk membuang kelebihannya juga harus menguras lumbung enzim.

Prof Hiromi sendiri secara konsekuen menjalani prinsip hidup seperti itu dengan sungguh-sungguh. Hasilnya, umurnya sudah 70 tahun, tapi belum pernah sakit. Penampilannya seperti 15 tahun lebih muda. Tentu sesekali dia juga makan makanan yang di luar itu. Sebab, sesekali saja tidak apa-apa. Menurunnya kualitas usus terjadi karena makanan "jelek" itu masuk ke dalamnya secara terus-menerus atau terlalu sering.

Terhadap pasiennya, Prof Hiromi juga menerapkan "pengobatan" seperti itu. Pasien-pasien penyakit usus, termasuk kanker usus, banyak dia selesaikan dengan "pengobatan" alamiah tersebut. Pasiennya yang sudah gawat dia minta mengikuti cara hidup sehat seperti itu dan hasilnya sangat memuaskan. Dokter, katanya, banyak melihat pasien hanya dari satu sisi di bidang sakitnya itu. Jarang dokter yang mau melihatnya melalui sistem tubuh secara keseluruhan. Dokter jantung hanya fokus ke jantung. Padahal, penyebab pokoknya bisa jadi justru di usus. Demikian juga dokter-dokter spesialis lain. Pendidikan dokter spesialislah yang menghancurkan ilmu kedokteran yang sesungguhnya.

Saya mencoba mengikuti saran buku ini sebulan terakhir ini. Tapi, baru bisa 50 persennya. Entah, persentase itu akan bisa naik atau justru turun lagi sebulan ke depan.

Yang menggembirakan dari buku Prof Hiromi ini adalah: orang itu harus makan makanan yang enak. Dengan makan enak, hatinya senang. Kalau hatinya sudah senang dan pikirannya gembira, terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah. Nah..... gan pei!

Sabtu, 23 Mei 2009

TANJUNGPINANG (BP)- Sembilan pelajar SMP warga Kampung Bugis Tanjungpinang, menjadi korban trafiking. Mereka akan dijual oleh Nota Afianti, 21, juga warga Kampung Bugis kepada pria bernama Hendi. Dua diantaranya masih perawan. Aksi ini akhirnya terbongkar oleh Polsek Kota Tanjungpinang, Kamis (21/5) malam.


Guna penyelidikan kasus ini, sejak Kamis malam ke-9 korban dibawa ke kantor polisi. Mereka, yakni La,17, Li, 17, Fi, 16, Si, 14, Ny, 16, Ha, 16, Ea, 14, Na, 16, dan Ri,14. Selain itu Nota selaku tersangka juga sudah ditangkap polisi. Sedangkan Hendi sendiri belum berhasil ditangkap. Sampai Jumat (23/5) kemarin, korban masih berada di kantor polisi. Berita terkait di halaman Pro Kepri, 29.


Enam dari remaja tersebut diketahui masih aktif sekolah di SMP, yakni Ha, Ea, Na, Ri, Ea yang semuanya siswa kelas 3, serta Si, siswa kelas 2. Dari hasil pemeriksaan poliri, setiap beraksi, Hendi yang masih keturunan Tionghoa ini selalu menunggu di kamar Hotel Shangrilla. Bahkan empat dari korban diduga telah ditiduri Hendi.


Dari pengakuan para korban diketahui bahwa Ea dan La adalah masih perawan sebelumnya. Namun hanya Ea yang berhasil ditiduri oleh Hendi. Sedangkan La sendiri gagal dinodai. Aksi ini dimulai November 2008 lalu. Modus operandinya, Okta atau sering dipanggil Nota, merayu para korban dengan iming-iming mendapatkan uang dan hanya menemanin pria hidung belang ngobrol. Tapi, ternyata korban disetubuhi.


”Nota bilang ke saya, ada yang mau kasih uang, cuma temani ngobrol saja,’’ kata Ea saat ditemui di kantor polisi, kemarin. Ia berusaha menutupi wajahnya dengan jaketnya. Ea yang awalnya tampak malu-malu, setelah diyakini wajahnya tidak akan di foto, akhirnya mau mengungkapkan kejadian yang dialaminya.


”Awalnya, nggak percaya, mana ada yang mau kasih uang cuma ngobrol saja,’’ ujar Ea pada Nota saat itu. Tapi, menurut Ea, Nota berusaha meyakinkan dengan berbagai cara. Dari merayu korban untuk belanja barang-barang bagus, makan dan jalan-jalan. Akhirnya, awal Desember 2008 lalu, Nota berhasil meyakinkan Ea. Saat itu Ea diajak bertemu Hendi di Hotel Shangrilla. Untuk meyakinkan Ea, Hendi hanya ngobrol biasa dengan Ea. Setelah itu diberi uang Rp1 juta. Tapi uang tersebut bagi dua dengan Nota.


”Siapa yang tak mau, cuma ngobrol aja kok, tak diapa-apain awalnya,’’ katanya. Selanjutnya, akhir Desember, modus yang sama kembali ditawarkan Nota kepada Ea. Kali ini Nota tidak mengalami kesulitan. Ea untuk kedua kalinya datang lagi bersama Nota ke Hotel Shangrilla untuk menemui Hendi. Masih seperti pertemuan sebelumnya, Hendi juga hanya mengajak Ea ngobrol dan sehabis ngobrol diberi uang Rp1 juta. Sampai akhirnya datang ajakan yang ketiga kalinya dari Nota untuk menemui Hendi.


Pertemuan yang ketiga ini sekitar bulan Januari 2009 lalu. Hanya saja, Ea sempat sedikit mengelak dan menyarankan teman yang lain saja yang ketemuan dengan Hendi. ”Tapi Nota bilang, Om itu (Hendi, red) maunya ketemu dengan saya,’’ terang Ea menirukan permintaan Nota waktu itu. Dari pengalaman sebelumnya, Ea akhirnya tidak keberatan. Sehingga, pertemuan yang ketiga kali inipun sama sekali ia tidak menaruh curiga.


Sampai akhirnya, Ea yang mulai mengenal Hendi semakin akrab berkomunikasi. Bahkan Hendi mulai berani menyentuh Ea. Meskipun awalnya menolak. Tapi Hendi terus merayu dan membujuk Ea. Bahkan Ea dibujuk akan diberikan uang lebih besar dari sebelumnya. Selain itu Ea ditawari akan dibawa belanja. Atas bujukan rayuan ini, Ea pun tergoda dan rela ditiduri oleh Hendi. Saat itu Ea mengaku masih perawan.


Menurut Ea, Hendi bertubuh gemuk dan umur sekitar 30-an. Ea mengaku saat berhubungan intim badan ia merasakan sakit. ”Jadi nggak dilanjuti lagi sama om itu,’’ ujar Ea. Meskipun tidak dilanjuti, Ea mendapat Rp3 juta untuk perawannya, tapi langsung dipotong Nota Rp700 ribu.


Selain Ea, dari sembilan remaja tersebut ada tiga remaja lainnya yang berhasil setubuhi Hendi, yakni Ri, November 2008 dengan bayaran Rp1,5 juta. Li akhir Desember 2008 Rp1 juta, dan Si, Maret 2009, dengan bayaran Rp1 juta. Sedangkan lima remaja lainnya, menolak kemauan Hendi untuk berhubungan badan.


Seperti yang diungkapkan Ea. Modus yang ditawarkan Nota pada lima remaja lainnya tetap sama. Iming-iming mendapatkan uang banyak dengan cara yang mudah. Dari kenalan yang hanya ngobrol akhirnya para remaja yang masih berstatus sekolah itu mau masuk jebakan Nota.


Ha, teman satu sekolah Ea juga mengakui, kalau awalnya Nota mengatakan ada yang ingin kenalan dan orangnya baik. Sama seperti Ea, Ha juga diajak ke kamar Hotel Shangrilla. ”Awalnya memang ngobrol, tapi saat saya ditinggal berdua sama om itu (Hendi), ia berusaha meraba saya, saya tak mau, akhirnya dia biarkan saya keluar kamar dan beri uang Rp300 ribu,’’ terang Ha.


Tentu saja aksinya yang dilakukan Ha membuat Nota jengkel. Apalagi uang yang harusnya bisa diraih jutaan rupiah, hanya karena ulah Ha yang tidak mau kerjasama akhirnya Hendi hanya memberi Rp300 ribu. ”Uang tersebut dibagi dua dengan Nota, tapi lupa kapan kejadiannya, beberapa bulan inilah,’’ ungkapnya.


Berbeda lagi dengan La, remaja yang putus sekolah sejak tidak lulus ujian Nasional SD ini, mengaku, ketika berada di kamar hotel dan Hendi berusaha memegang tubuhnya. Mendapat perlakuan demikian ia langsung menepis dan keluar dari kamar. ”Saya tidak mau, habis itu, saya langsung lari dari kamar hotel dan pulang naik ojek,’’ ungkapnya.


Kemarin Nota juga mulai diperiksa polisi untuk mendapatkan petunjuk soal keberadaan Hendi. Diakui Nota yang baru menikah dua bulan lalu ini, Hendi menghubunginya melalui telepon. Ia juga tidak begitu mengenal Hendi. ”Hendi bilang ia mendapat nomor saya dari Windi, warga Kampung Bugis juga, tersangka kasus yang sama yang berhasil diamankankan polisi tahun lalu,’’ katanya kepada polisi.


Karena mengaku telah menerima uang banyak dari Hendi untuk mendapatkan perempuan muda, ia pun berusaha mencarikan perempuan untuk Hendi. ”Mereka sendiri yang mau, saya tidak maksa,’’ ujarnya membela diri. Terungkapnya kasus ini kata Kapolsek Kota Tanjungpinang AKP Darmawan bermula dari adanya informasi warga kalau ada pelaku trafiking di Kampung Bugis, Kamis (22/5) sekitar pukul 22.00WIB.


Menanggapi kasus tersebut, sekitar pukul 23.00 WIB, anggota Polsek Tanjungpinang Kota turun ke lokasi. Di sana polisi berhasil menemukan tersangka dan mengumpulkan para korban. ”Malam itu juga, tersangka Nota dan sembilan korban lainnya berhasil kami kumpulkan untuk dimintai keterangan’’ papar Darmawan. Kata Darmawan, dari hasil penyelidikan, Nota dalam melakukan aksinya sering pada siang hari. ”Untuk mengelabui keluarga, aksi dilancarkan pada siang hari,” tambah Darmawan.


Tersangka Nota membawa korban ke Hendi, mendapat upah Rp1 juta setiap cewek yang dikenalkan. Nota juga memotong uang yang diberikan Hendi pada remaja yang dikencaninya. Sebagian besar, uang dibagi dua, tapi ada juga yang dipotong sekian persen dari jumlah yang didapat. ”Rp3 juta yang didapat Ea, dipotong Rp700 ribu, sedangkan Rp1 juta yang didapat anak-anak tersebut dibagi dua oleh Nota, padahal di luar itu dia sudah ada bayaran dari Hendi,’’ papar Darmawan. Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap pengembangan. Untuk pengembangannya, kasus ini pun dilimpahkan ke Polresta Tanjungpinang kemarin. ”Ini untuk memaksimalkan kerja polisi untuk mengungkapkan kasus ini,’’ terang Darmawan. (dew)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda