Blogger Template by Blogcrowds

JK-Win tentang Pasar Modal & Pasar Tanah Abang
Oleh Prasetyo Sampurno - 7 Mei 2009 - Dibaca 31 Kali -

Menarik mengikuti diskusi di Qtv tadi malam dengan Pak JK-Wiranto, bersama para panelis Pastur Mudji Sutrisno, Budayawan Radar Panca Dahana dll yang dipandu oleh Sugeng Sarjadi tentang VISI pasangan Capres Cawapres JK-WIN.

Pak JK mengatakan, Cadangan Devisa, Pertumbuhan Ekonomi Makro, Pasar Modal adalah hal penting untuk pembangunan. Pasar Modal penting, namun lebih penting lagi adalah Pasar Tanah Abang, Pasar Klewer, Pasar Senen dan Pasar-pasar tradisional lainnya.

Apa Maknanya? Maka saya akan memulai pembahasan ini dari perspektif yang saya tekuni. Saya tidak menggunakan istilah Pasar Modal VS Pasar Tanah Abang, namun Pasar Modal dan Pasar Tanah Abang, dan mungkin saatnya nanti JK-Win akan mendorong Pasar Modal yang mendukung Pasar Tanah Abang.

Enterpreneurship sangat penting untuk membangun ekonomi bangsa. Pengusaha yang berinteraksi di pasar merupakan kader-kader penting untuk menjadi pengusaha secara agregat yang akan memeratakan distribusi pendapatan, tujuan akhir pembangunan perekonomian, stabilitas, pertumbuhan, dan pemerataan.

Indonesia merupakan Negara dengan Pendapatan Nasional Bruto nomor enam belas di dunia dengan PDB sekitar IDR 5000 triliun atau 0,5 Trilion USD. 5% saja orang kaya dari 200 juta penduduk indonesia, maka orang kaya indonesia sudah melebihi penduduk Singpore yang 4 juta jiwa. Namun Indonesia juga sangat terkenal dengan ketimpangan dalam distribusi pendapatan.

Tugas Leader Indonesia dalam konteks ini Capres/Cawapres JK-Win adalah mengusahakan distribusi pendapatan yang semakin merata.

Pasar Modal di Indonesia beruntung tidak terlibat image bubble yang berlebihan seperti di Wall Street sehingga mempunyai potensi fairness yang cukup baik terlihat dari indikasi trading yang menguat. Nilai saham di pasar modal adalah nilai saham minoritas, artnya, betul-betul menguntungkan pemilik saham minoritas. Maka apabila kita berhasil menjaga fairness pasar modal kita, maka pasar modal akan efisien, dan menggambarkan keadaan yang nyata dari perekonomian indonesia. Menjelang Pilpres ini perekonomian indonesia mempunyai harapan yang positif. SBI turun, Menkeu melakukan moral persuasion agar bank menurunkan tingkat suku bunga, diharapkan situasi ini mendorong sektor riel, mendorong pertumbuhan ekonomi. Kerja sektor moneter dan pasar modal memang membanggakan saat ini.

Romo Mudji Sutrisno menanyakan tentang penggusuran-penggusuran yang sering terjadi. JK mengemukakan bahwa positif bagi satu pihak tidak boleh negatif bagi pihak lain. Positif bagi pedagang yang berjualan ditengah jalan jangan menjadi negatif bagi publik yang akan menggunakan jalan tersebut. Maka harus diatur, suatu tempat, yang nyaman, diperluas pasar-pasar tradisional baru dimana pengguna fasilitas publik dan para pedagang memperoleh hasil yang positif secara bersamaan. Pak Wiranto menambahkan bahwa harapan-harapan para pelaku usaha ekonomi kecil harus segera diimplementasikan jangan terlalu lama harapan tidak dipenuhi.

Maka dari diskusi tersebut saya menyimpulkan:

1. Perlu ada gerakan nasional mem-profesionalkan Pasar Tradisional. Prabowo juga mengkaji topik ini dengan mendalam.
2. Tidak perlu memandang tidak baik tentang Pasar Modal Indonesia. Kita mempunyai banyak teknokrat ekonomi makro dan moneter yang telah berhasil dalam membangun sektor ini. Bagaimana dengan sektor riel?
3. Maka, carilah Leader dari dan untuk Republik Indonesia yang mengerti betul bagaimana membangun sektor riel, fondasi utama, pembangunan ekonomi Indonesia. Leader yang paham dalam pembangunan infrastruktur indonesia. Bukan saja efektifitas pembangunannya, namun membangun yang juga menghemat sehingga output bisa lebih banyak. Leader yang mengerti betul bagaimana men-generate para enterpeneur, mengkader dari pengusaha pasar tradisional untuk membentukpengusaha agregate. Mungkin bukan pengusaha besar, namun pengusaha kecil yang voumenya tinggi. Pengusaha agregate yang seperti ini akan menghasilkan keberhasilan distribusi pendapatan yang merata. Juga Leader yang paham mengoptimalkan APBN untuk rakyat. Leader yang paham menggunakan stimulus APBN untuk kepentingan rakyat.
4. Masalah di Indonesia hanya satu, yakni, ketidakharmonisan karena rejeki di sektor bawah yang tidak merata. Oleh karena itu perlu Leader yang ahli membangun sektor riel dari atas sampai ke akar-akarnya dibawah dan akar dibawah semakin kuat, menurut saya, JK-WIN.


dan secara teori prinsip diatas banyak benarnya,akan tetapi realitanya adalah pada penerapan,dan bukan hanya janji janji kampanye.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda