Blogger Template by Blogcrowds









Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua. Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek, cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.

Ada banyak pertentangan di antara desa berbeda Asmat. Yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai Suku Asmat untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh dibunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk dimakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggalkan kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago yang dipanggang dan dimakan.

Sekarang biasanya, kira-kira 100 sampai 1000 orang hidup di satu kampung. Setiap kampung punya satu rumah Bujang dan banyak rumah keluarga. Rumah Bujang dipakai untuk upacara adat dan upacara keagamaan. Rumah keluarga dihuni oleh dua sampai tiga keluarga, yang mempunyai kamar mandi dan dapur sendiri. Hari ini, ada kira-kira 70.000 orang Asmat hidup di Indonesia. Mayoritas anak-anak Asmat sedang bersekolah.

Lokalisasi

Sebuah lokalisasi........

penghuni dari lokalisasi namanya dadalah PSK......yah suatu profesi yang dipandang gimanaaaa....gituh.....

tapi salahkah mereka.......
berikut petikan wawancara dengan salah seorang PSK dan Germo nya....

kata Pe eS Ka nya gini....emang sih siapa mau jadi pelacuuuuuur booook.....tapi mesti gimana lagi.....anak anak butuh makan dan biaya sekolah.......aku dah usaha lho niiik....tapi ya nggak bisa ....aku mo kerja apa...mo usaha nggak ada modal....mo kerja gajinya nggak cukup buat anak anak.....padahal pernah jadi tukang batu dan jual jamu gendong lho mas......tapi yah nggal cukup.... ..yah terpaksalah gini aja yangt bisa....... kalo gini lumayan bisa sekolahin anak dan makan ama anak anak,.........gitu kata neng Pe eS Ka nya..

kalo kata germonya gini nih.....
ya aku mesti lerja apa lagi.......aku cuman nyari duit untuk makan ,rokok,minum ya udah....kalo nggak gini ya mesti turun ke jalan aku........ya rampok, copet,ngompas..ya sebangsa itu lah....
ya gimana lagi aku dah usaha nggak dapat kerjaan.....trus anak bini gua makan apa.....

yah begitu tuh petikan dari seorang PSK dan germonya........
.....Apa salah kah mereka?..............demi anak yang dicintai dan tanggung jawab merek rela...kerja apa aja...bahkan yang kaya gituan......yah perjuangan yang sangat mengharukan......
sebenarnya salah siapa sih......apa salah mereka......apa itu takdir mereka,...kayanya sang pencipta nggak menakdirkan manusia kaya gitu deh......

Sebenarnya gini lho......setiap kita punya tanggung jawab lho terhadap sesama,.....harusnya kita lebih merhatiin dong lingkungan.....kalo pengakuanya emang kaya gitu.......ya bantu dong biar nggak jadi kaya gitu.......nah siapa yang mo bantu.....ya ....yang merasa berkompeten dong.....sebagai masyarakat yang bernegara dan berkedaulatan.....ya tugas pemimpin salah satunya memperhatikan mereka .........mereka kan rakyat juga.....manusia juga........disamping itu juga kita kita dong.........
...trus caranya.........
.............................ya gimana baeknya lah...........
.......................................................terima kasih.......................................

Kerelawanan dan kepedulian terhadap sesama adalah konsep hidup..

Ketika pangeran memerintah mendirikan tenda, satu orang mengikat tali, satu membuat pancang, yang satu menjahit kain, satu mengaitkan, satu memotong, satu menggunakan jarum. Meskipun dilihat dari luar seluruh bentuk ini terlihat berbeda dan berlainan, dari sudut pandang makna hakikat mereka semua mengerjakan satu hal.

Keadaan dunia ini seperti itu, bila engkau memikirkannya. Setiap orang, pendosa dan orang suci, yang taat dan ingkar; setan dan malaikat, semuanya sama : melakukan penghambaan kepada tuhan. Sebagai contoh, raja berhasrat menguji budaknya untuk memisahkan yang taat dari yang tidak taat, yang layak dipercaya dari yang tidak, yang beriman dari penghianat. Tentu mesti ada yang menjadi ”pembela si jahat,”seorang penghasut, agar raja bisa menetapkan, setiap budak. Bagaimana raja menetapkan golongan budak-budaknya ? si penghasut budak provokator; bertindak sebagai budak raja, dan melakukan apa-apa yang raja perintahkan. Angin dikirim untuk membedakan yang ajeg dan tidak, untuk mengeluarkan ngengat dari pepohonan di taman. Ngengat akan pergi, sedangkan burung elang akan bertahan.

Raja suatu saat memerintahkan budak perempuannya untuk berhias secantik mungkin. Setelah itu, dia disuruh keluar dan memperlihatkan diri di hadapan budak laki-laki. Hal ini dilakukan untuk mengetahui siapa diantara para budak yang layak dipercaya, dan siapa yang menjadi penghianat. Meskipun perilaku budak perempuan itu jika dilihat dari luar dikategorikan telah menyimpang dari nilai-nilai kebaikan, tapi pada hakikatnya, semua yang diperbuat oleh budak itu adalah penghambaan terhadap raja.

Semua ”budak” kemudian, baik dan buruk, melihat diri mereka di dalam dunia ini, melakukan penghambaan dan ketaatan kepada tuhan, penghambaan tersebut tidak bisa dibuktikan dengan bukti logis atau kesesuaian dengan adat yang berlaku, melainkan dengan persaksian ”tanpa hijab”. Karena semuanya, baik dan jahat, adalah budak tuhan dan tentu taat pada-nya. Tiada satu pun yang tidak memujanya. Bagi orang seperti itu, dunia ini adalah ”kebangkitan kembali”, karena ”kebangkitan adalah untuk melayani tuhan dan tidak melakukan apapun kecuali melayani-nya.

Dengan demikian dari cerita tersebut dapat dipahami bahwa orang yang hidup sebagai pelayan tuhan bukanlah orang yang semata-mata taat melakukan ritual agama kalau ritual ibadah agama hanya dipahami sebagai konsep pemujaan dan penghambaan, karena yang jahat pun tanpa ibadah sebenarnya juga dalam proses pemujaan dan penghambaan kepada tuhannya.

Tuhan itu maha agung dan maha kuasa walaupun tak seorang pun memujanya, artinya ritual agama sebenarnya tidak tuhan butuh tapi manusialah sendiri yang butuh untuk itu.

Suatu hari sang raja mengadakan pesta makan dan mengundang semua rakyatnya, untuk kebutuhan tersebut sang raja tentu membutuhkan banyak pelayan karena raja sendiri tidak bisa turun melayani semua, dari tamu-tamu yang hadir berinisiatif untuk melayani semua tamu-tamu lain yang datang sampai selesainya pesta tersebut, orang inilah yang disebut sebagai pelayan sang raja.

Orang yang hidup melayani tuhan adalah orang yang mau memberikan sumbangsih pada sesama terutama yang membutuhkan pertolongan, dan kata kuncinya adalah kerelawanan dan kepedulian.

Bukankah semua agama pada prinsipnya mengajarkan tentang pemberian, islam dengan perintah ”beriman dan beramal saleh”, kristen dengan menyebarkan kasih sayang di kerajaan tuhan, Budha dengan penyembahan kuil tuhan (manusia adalah kuil tuhan), dst.

Menjadi pelayan tuhan adalah melayani hamba-hambanya yang lemah, karena tuhan sendiri telah hidup untuk melayani semuanya, apapun itu, menjadi rahmatanlilalamin, rahmat bagi alam semesta atau rahmat bagi kerajaan tuhan.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda