Blogger Template by Blogcrowds

Semarang (ANTARA News) - Selain gaji tinggi dan fasilitas berlimpah, anggota DPRD Jateng periode 2009-2014 juga mendapatkan pakaian dinas yang anggarannya mencapai Rp870 juta per tahun.

Humas Sekretariat Dewan Provinsi Jateng, Sugiarto, Rabu, membenarkan, usulan anggaran pakaian sebesar itu untuk 100 anggota DPRD Jateng periode 2009-2014.

Pakaian dinas itu terdiri dari dua pasang Pakaian Sipil Harian (PSH), Pakaian Sipil Resmi (PSR) satu pasang, Pakaian Sipil Lengkap (PSL) satu pasang dalam lima tahun, dan sepasang Pakaian Dinas Harian (PDH) lengan panjang selama satu tahun.

Jika dijumlahkan, selama menjabat, setiap anggota dewan mendapatkan 10 pasang PSH, lima pasang PSR, lima pasang PDH, dan satu pasang PSL berupa jas selama masa jabatannya.

Sugiarto menguraikan, anggaran dana untuk setiap stel pakaian berbeda-beda, seperti PSL Rp2,7 juta per stel, PSR Rp2 juta per stel, PDH Rp1 juta per stel, dan PSH seharga Rp1,5 juta per stel.

Total dana yang akan dihabiskan, berdasarkan jumlah anggota DPRD Jateng 100 orang, per tahun Rp870 juta, dengan rincian Rp300 juta untuk PSH, Rp200 juta untuk PSR, Rp270 juta untuk PSL, serta Rp100 juta untuk PDH dalam setiap tahunnya.

Sugiarto mengatakan, semua pakaian tersebut tidak akan diberikan langsung pada awal masa jabatan, karena PSL dan PSH akan dianggarkan dari APBD 2009 murni.

"Hal itu yang dianggap dibutuhkan terlebih dahulu untuk pelantikan nantinya. Sementara untuk PSR dan PDH akan dianggarkan dari APBD perubahan," ujarnya.

Ia mengatakan, pengadaan pakaian DPRD ini sesuai dengan pasal 13 ayat 1 Penjelasan Peraturan Daerah Provinsi Jateng nomor 8 tahun 2005 Tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jateng nomor 16 tahun 2004 Tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Jateng dinyatakan aturan mengenai pakaian tersebut.

Pakaian dinas ini maksimal menggunakan standar (pakaian) Gubernur. "Tetapi bahannya masih dibawah Gubernur," ujarnya. (*)

salah satu alasan saya dan teman teman ikut mencalonkan diri....tapi sayang gagal.....disebabkan kurang modal.....


Jakarta (ANTARA News) - Kesenian tradisional Reog asal Ponorogo tampil pada Festival Perdagangan Lembah Beekaa di Kota Ballbeck, 85 km utara Beirut, Lebanon, Minggu. Pertunjukan kesenian tradisional Indonesia itu memukau serta menyedot perhatian penonton.

Para penari Indonesia yang menampilkan adegan magis dalam atraksi itu mendapatkan perhatian dan tepuk tangan meriah dari para pengunjung festival yang diikuti 48 kelompok kesenian tersebut, demikian siaran pers dari KBRI Beirut kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Atraksi mereka itu mendapat liputan media cetak dan stasiun TV LBC (Lebanon Broadcasting Channel). Tepuk tangan bagi penari reog terus berlanjut saat mereka mengikuti parade atau arak-arakan.

Selain Reog yang menjadi daya tarik, stand Indonesia dalam pameran itu juga menampilkan produk-produk manufaktur, funiture, handicraft, produk makanan, minuman, dan tekstil.

Dubes RI untuk Lebanon Bagas Hapsoro menjelaskan produk Indonesia yang dipamerkan dalam festival yang untuk keduakalinya diikuti KBRI tersebut merupakan produk yang dipasarkan di Lebanon.

Menurut Hapsoro, partisipasi Indonesia pada festival tersebut juga merupakan realisasi kegiatan kota bersaudara (sister city) Beelback-Yogyakarta. Walikota Baalbeck, Bassam Raad tahun lalu telah berkunjung ke Yogyakarta, bersama tim kesenian Baalbeck dan manggung di kota gudeg.

Kota Baalbeck yang berada di bagian tenggara Lebanon merupakan daerah tingkat II dengan mayoritas penduduknya penganut Syiah.(*)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda