Blogger Template by Blogcrowds

Dari hasil-hasil penelitian para ahli, maka periode jaman Bali kuna ditetapkan dari abad IX sampai dengan abad XIV, karena pada kurun waktu ini pengaruh Majapahit belum ada walaupun pengaruh Jawa sudah masuk ke Bali. Batas antara Bali Kuna dengan Bali yang kita kenal sekarang sebagai pewaris budaya kerajaan Majapahit disepakati oleh sejarawan sejak jatuhnya kerajaan Bedahulu di bawah pemerintahan Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten adalah tahun 1364. Jelas merupakan suatu periode yang masih perlu diperbincangkan, tetapi pemikiran historis bahwa penetapan itu berdasarkan atas sumber-sumber tertulis yang ada. Sumber-sumber tertulis dalam bentuk prasasti-prasasti mengenai Bali, baru diketahui sejak abad IX, dan dari hasil-hasil penelitian para ahli yang ingin mengetahui sejarah Bali secara lebih mendalam, jatuhnya Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten dianggap sebagai munculnya budaya Baru yang di bawa oleh penguasa Majapahit ke Bali. Peneliti-peneliti asing yang banyak memperbincangkan sejarah Bali antara lain: Dr. H.N. van der Tuuk dan Dr. J.L.A Brandes menemukan prasasti Blantih dan prasasti Klandis pada tahun 1885, dan pada tahun 1890 kedua peneliti ini menemukan beberapa Parasti di desa Julah yang sekarang disimpan di desa Sembiran yang disebut dengan prasasti Julah. Penelitian mengenai prasasti Bali kemudian dilanjutkan oleh Dr. P.V van Stein Callenfels, yang hasilnya diterbitkan dalam Ephigrafia Balica tahun 1926. Pada tahun 1928 Dr. W.F Stutterheim di Pura Sibi. Desa Kesian, Gianyar yang kemudian hasilnya diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul Ouheden van Bali (1929). Kemudian Dr. R. Goris melanjutkan penelitian tersebut di atas serta membukukan prasasti-prasasti tersebut dengan Judul Prasasti Bali I dan Prasasti Bali II pada tahun 1954 ( Kartodirdjo, 1976:129-186). Prasasti pertama yang berhasil ditemukan berangka tahun 804 saka, yang isinya adalah ijin kepada beberapa bhiksu untuk membangun pertapaan di Bukit Kintamani, kemudian prasasti yang berangka tahun 818 saka pemberian ijin kepada beberapa bhiksu untuk membangun kuil Hyang Api di desa Banua Bharu. Prasasti Trunyan yang berangka tahun 813 saka adalah pemberian ijin untuk membangun kuil Bhatara Da Tonta. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh India sudah masuk ke Bali melalui ajaran agama dan ajaran agama itu menuntut dibangunnya tempat-tempat pemujaan, sehingga ijin untuk membangun tempat pemujaan dapat diasumsikan bahwa agama yang datang ke Bali telah mengekpresikan kebudayaannya melalui berbagai jenis dan bentuk kesenian. Misalnya muncul arsitektur bangunan suci, sistem pemujaan, serta berbagai bentuk kesenian seperti seni patung (arca), seni tari, kerawitan dan pedalangan. Prasasti itu juga memberikan petunjuk bahwa budaya Hindu sudah ada di Bali sebelum jatuhnya Bali ketangan Majapahit. Prasasti Blanjong yang berangka tahun 835 saka berisi tentang kemenangan raja Sri Kesari Warmadewa, dan juga menyebutkan istananya terletak di Singadhwalawa, kemudian pada tahun 837 menyebutkan nama raja Sri Ugrasena yang kemudian dilanjutkan oleh raja Tabanendra pada tahun 877-889 saka, tetapi pada tahun 882 muncul sebuah prasasti yang menyebut nama Jayasinga Warmadewa. Setelah pemerintahan raja Jayasinga Warmadewa tahun 897 ditemukan lagi nama raja Jaya Sadu Warmadewa. Setelah pemerintahan Dinasti Warmadewa, munculah dinasti Udayana yang memerintah bersama istrinya yaitu Gunaprya Dharmapatni, yang lebih dikenal dengan Mahendradata pada tahun 923 saka. Udayana mempunyai tiga orang anak yaitu Airlangga, Marakatta, dan Anak Wungsu. Airlangga kemudian memerintah di Jawa Timur, sehingga tahta pemerintahan Udayana dilanjutkan oleh Marakatta (944 – 971saka). Setelah Marakatta pemerintahan dilanjutkan oleh Anak Wungsu (971-999 saka). Setelah dinasti Udayana muncul nama raja Sri Walaprabu (1001-1010 saka), kemudian muncul nama raja Sakalendukirana 1010 – 1023 saka), dilanjutkan oleh Sri Suradipa (1037-1041), kemudian Bali diperintah oleh Sri Jayasakti (1055 – 1072 saka), kemudian Ragajaya (1077 saka) dan pemerintahan dilanjutkan oleh Sri Jayapangus (1099-1103 saka). Setelah pemerintahan Sri Jaya Pangus Bali diperintah oleh Eka Jaya Lencana (1122 saka), kemudian dilanjutkan oleh Hyang Adidewa Lencana 1182. Setelah pemerintahan Adidewa Lencana Bali dikuasai oleh Raja Singosari yaitu Kerta Negara. Setelah hancurnya Singosari, di Bali muncul nama raja Sri Maharaja Bhatara Mahaguru Dharmottungga Warmadewa (1247). Munculnya dinasti Warmadewa kembali menarik perhatian bagi peneliti sejarah karena unsur nama Warmadewa sudah lama hilang pada raja-raja Bali (Ibid., p. 187 ). Pada tahu 1259 saka, Bali diperintah oleh Sri Asta Sura Ratna Bumi Banten yang dianggap sebagai raja penganut aliran Tantrayana dan menganggap dirinya adalah Tuhan. Dari penjelasan prasasti tersebut dapat dibuktikan bahwa di Bali telah ada system pemerintahan, struktur kenegaraan, serta system kepercayaan yang merupakan emberio dari agama Hindu yang kita anut sekarang. Prasasti-prasasti tersebut kemudian dikumpulkan oleh Dr. R Goris dalam sebuh buku yang diberi judul Prasasti Bali I dan Prasasti Bali II. Prasasti ini disamping memuat dinasti dari raja-raja yang berkuasa di Bali juga memuat mengenai masalah perpajakan, perundagian, pertanahan, juga memuat berbagai jenis kesenian yang ada pada jaman Bali Kuna. Jenis-Jenis kesenian tersebut antara lain: patapukan, pamukul, menmen, abanwal, abonjing, bangsa, anuling, pasangka, parbwayang, aringgit, dan parpadaha. Semua istilah ini adalah istilah seni misalnya: partapukan (pertunjukan topeng), pamukul (pemukul gambelan), menmen (topeng), abanwal (badut atau bondres), abonjing (angklung), anuling (suling), pasangka (peniup trompet), parbwayang (pertunjukan wayang), parpadaha (permainan kendang), aringgit (pertunjukan wayang). (Goris, 1954:125 ). Disamping sumber-sumber prasasti seni pertunjukan akan dapat diamati melalui data-data berupa relief-reliaf candi, dan seni arca-arca maupun alat-alat kesenian dari prunggu seperti nekara Pejeng yang dapat dianggap sebagai alat musik dan reliefnya juga menggambarkan data-data kesenian. Ketika kita mengamati sikap-sikap tangan dan kaki pada seni arca batu, kita akan dapat membayangkan bahwa sikap tangan dan kaki dari arca itu menggambarkan gerak tari. Hal ini menunjukan bahwa Tari sebagai sebuah hasil kreativitas seni tidak hanya ada ketika ditemukannya prasasti tetapi lebih jauh dapat dianggap sebagai hasil kebudayaan zaman Megalitik. Sumber sumber kesenian ketika Bali ditaklukan oleh kerajaan Majapahit, tidak hanya dapat diamati melalui prasasti dan seni arca juga mulai diabadikan melalui penulisan babad dan pemancangah serta plutuk-plutuk bebantenan. Oleh I Gusti Ngurah Seramasara

Pemeliharaan Tanaman Sawit (1)

28 September 2011

Ada beberapa langkah pemeliharaan tanaman sawit,diantaranya:
  1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Saat menyulam yang baik pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10-14 bulan. Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3-5 persen setiap hektarenya. Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.
  1. Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika,kimia dan biologi tanah,mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah,menekan pertumbuhan gulma.
Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah lahan selesai. Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum diperkebunan kelapa sawit adalah centrosema pubescens, colopogonium mucunoides dan pueraria javanica.
Biasanya penanman tanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur(tidakhanya satu jenis)
  1. Membentuk piringan (bokoran)
Piringan disekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah disekitar pokok dengan jari-hari 1-2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.
  1. Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,T,K,Mg dan B(urea,TSP,Kcl,kiserit dan borax). Pemupukan ekstra dengan pupuk borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan borax(Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.
Dosis pupu k yang digunakan disesuaikan dengan anjuran balai penelitian untuk TBM (tanaman belum menghasilkan). Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun. Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman. Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :
Urea : 2,0-2,5 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
KCI : 2,5-3,0 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
Kiserit : 1,0-1,5 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
TSP : 0,75-1,0 kg/ph/th diberikan 1x aplikasi.
Borax : 0,05-0,1 kg.ph/th diberikan 2x aplikasi.
Sumber : Riau Pos
Pemeliharaan Tanaman Sawit (1)
Ada beberapa langkah pemeliharaan tanaman sawit,diantaranya:
  1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Saat menyulam yang baik pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu bibit berumur 10-14 bulan. Banyaknya sulaman biasanya sekitar 3-5 persen setiap hektarenya. Cara melaksanakan penyulaman sama dengan cara menanam bibit.
  1. Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah (tanaman kacangan, Legume Cover Crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit sangat penting karena dapat memperbaiki sifat-sifat fisika,kimia dan biologi tanah,mencegah erosi dan mempertahankan kelembaban tanah,menekan pertumbuhan gulma.
Penanaman tanaman kacangan sebaiknya dilaksanakan segera setelah lahan selesai. Jenis-jenis tanaman kacangan yang umum diperkebunan kelapa sawit adalah centrosema pubescens, colopogonium mucunoides dan pueraria javanica.
Biasanya penanman tanaman tanaman kacangan ini dilakukan tercampur(tidakhanya satu jenis)
  1. Membentuk piringan (bokoran)
Piringan disekitar pokok (pohon kelapa sawit) harus tetap bersih. Oleh karena itu tanah disekitar pokok dengan jari-hari 1-2 meter dari pokok harus selalu bersih dan gulma yang tumbuh harus dibabat, disemprot dengan herbisida.
  1. Pemupukan
Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N,T,K,Mg dan B(urea,TSP,Kcl,kiserit dan borax). Pemupukan ekstra dengan pupuk borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan borax(Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa sawit.
Dosis pupu k yang digunakan disesuaikan dengan anjuran balai penelitian untuk TBM (tanaman belum menghasilkan). Untuk tanaman menghasilkan dosis yang digunakan berdasarkan analisis daun. Dosis pemupukan tergantung pada umur tanaman. Contoh dosis pemupukan pada tanaman yang sudah menghasilkan adalah sebagai berikut :
Urea : 2,0-2,5 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
KCI : 2,5-3,0 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
Kiserit : 1,0-1,5 kg/ph/th diberikan 2x aplikasi.
TSP : 0,75-1,0 kg/ph/th diberikan 1x aplikasi.
Borax : 0,05-0,1 kg.ph/th diberikan 2x aplikasi.
Sumber : Riau Pos

Cara Bercocok Tanam Jagung ......Sedikit info....... MEMILIH BENIH Benih bermutu merupakan syarat utama untuk mendapatkan panen yang maksimal. Disebut benih bermutu; jenisnya murni, bernas, kering, sehat, bebas penyakit dan campuran biji rumput yang tidak dikehendaki. Kriteria ini biasanya menghasilkan tanaman sehat, kekar, kokoh dan pertumbuhan yang seragam. PEMILIHAN LAHAN LAHAN YANG BAIK Lahan yang baik adalah lahan yang kering, berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan gambut yang telah diperbaiki atau lahan basah bekas menanam padi. Agar tumbuh dan berproduksi dengan baik Jagung harus ditanam di lahan terbuka yang terkena sinar matahari penuh selama 8 jam. KADAR pH Meskipun idealnya memerlukan pH 6,8 tetapi jagung bisa toleran terhadap lahan tanaman pH 5,5 – 7.0. Apabila ada tanah yang pH nya terlalu rendah bisa dinaikkan dengan menaburkan kapur. Kemudian agar lebih efisien, aplikasinya bisa dilakukan bersama dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur bisa tercampur secara merata. Kebutuhan kapur sangat bergantung pada nilai pH awal lahan. Sebagai patokan, untuk satu hektar lahan yang memiliki pH 5,0 dibutuhkan kapur antara 2 sampai 4 ton. Apabila pH lahan terlalu tinggi atau basa, maka dapat diturunkan dengan menaburkan belerang. Namun hal ini dilakukan jika nilai pH lahan memang sangat tinggi yakni 8,0 atau 9,0 PENGOLAHAN LAHAN PEMBERSIHAN GULMA Sebelum jagung ditanam, lahan perlu dibersihkan dari gulma dan tanaman liar. Gulma seperti alang alang, rumput teki, semak dan pohon perdu disiangi sampai ke akar akarnya. Gulma itu dibakar, abunya ditaburkan ke lahan sebagai kompos untuk kesuburan tanah. Gulma jangan dikubur, karena dikawatirkan akan munculnya hama seperti rayap dan semut. Selain itu, alang alang dan rumput teki bisa tumbuh kembali apabila hanya dikubur di dalam tanah. Selain gulma, pohon pohon besar yang tumbuh di sekitar lahan dan berpotensi menghalangi masuknya sinar matahari; untuk jagung melakukan proses fotosintesis, juga perlu ditebang. PENCANGKULAN Pencangkulan dilakukan dengan memindahlkan tanah bagian bawah sedalam 15 s/d 20 cm ke atas permukaan lahan. Selain untuk menyeimbangkan ketersediaan unsur hara antara bagian bawah dan bagian atas lahan, pencangkulan juga dimaksudkan membuat tanah lebih remah dan gembur. Untuk lahan yang memiliki jenis tanah gembur atau bekas tanaman semusim, pencangkulan cukup dilakukan sekali saja. Sementara itu untuk lahan yang memiliki tanah berat, pencangkulan perlu dilakukan dua kali lalu digaru. Jika lahan yang digarap terlalu luas, pencangkulan bisa diganti dengan bajak agar pengerjaannya bisa lebih cepat. PEMBUATAN BEDENGAN Pembuatan bedengan untuk lokasi penanaman benih banyak dilakukan di dataran rendah pada lahan kering, lahan bekas sawah, atau lahan tadah hujan. Bedengan dibuat selebar 70 s/d 100 cm, dengan ketinggian antara 10 s/d 20 cm. Sedangkan untuk panjangnya disesuaikan dengan kondisi, kontur, lahan. Di daerah kering tinggi bedengan sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu tinggi membutuhkan banyak air saat penyiraman. Di antara bedengan dibuat parit selebar 20 s/d 30 cm yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air di bedengan agar akar jagung tidak tergenang. PEMUPUKAN Pemupukan dimaksudkan meningkatkan kandungan unsur hara di lahan tanam. Waktu pemberian pupuk RI1, yang paling efektif selain bersama dengan saat pencangkulan atau pembajakan bisa juga diberikan saat akan membuat lubang tanam. Dengan cara begitu, pupuk RI1 yang diberikan akan tercampur merata dengan lahan tanam. Sebagai pedoman untuk lahan 1 hektar diperlukan 12 – 15 liter pupuk RI 1. PENANAMAN PEMBUATAN LUBANG TANAM Lubang tanam dibuat sedalam antara 2 s/d 5 cm menggunakan tugal, yakni alat terbuat dari kayu bulat panjang ujungnya runcing. Jarak lubang adalah 20 x 20 cm atau 20 x 40 cm. Agar barisan lubang tanam yang dibuat menjadi teratur, bisa digunakan alat bantu berupa tali yang dibentangkan sepanjang bedengan. Sementara itu, untuk benih yang ditanam di parit bedengan, diperlukan jarak antar lubang sepanjang 20 cm. PENANAMAN BENIH Untuk menghindarkan hama dan jamur serta untuk merangsang pertumbuhan dengan kualitas yang baik, sebelum ditanam benih direndam terlebih dahulu ke dalam air yang sudah dicampur pupuk RI1 selama 30 menit. Sesudah direndam perlu ditiriskan, tetapi tidak perlu diberi fungisida. Penanaman benih dilakukan pada pagi atau sore, saat matahari tidak begitu terik. Setelah benih masuk ke lubang, maka lubang itu harus ditutuip lagi dengan tanah secara ringan; tidak perlu dipadat padatkan. Waktu terbaik menanam benih adalah waktu akhir musim hujan agar saat masa pertumbuhan hingga memasuki masa mengeluarkan buah, tanaman masih mendapatkan pasokan air dan diharapkan saat panen tiba, musim kemarau telah datang sehingga memudahkan proses pengeringan. Mengingat dewasa ini kondisi dan situasi musim di Indonesia selalu berubah, untuk memastikan jadwal yang tepat, seyogyanya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dinas pertanian setempat. PERAWATAN PENYULAMAN BENIH Satu minggu setelah tanam benih akan tumbuh dan muncul tanaman muda. Saat itu pengecekan harus dilakukan. Jika ada benih yang tidak tumbuh, mati, atau tanaman muda terserang penyakit, segera lakukan penyulaman yakni melakukan penanaman benih kembali yang proses dan tata caranya sama dengan penanaman benih sebelumnya. Penyulaman ini dimaksudkan agar tanaman tumbuh seragam, baik umur maupun sosoknya. Karena itu penyulaman tidak bisa dilakukan setelah tanaman berumur di atas 25 hari, dikarenakan pada usia itu sistem perakaran tanaman sudah tumbuh kuat sehingga benih sulaman tidak mampu bersaing memperebutkan unsur hara. PENYIANGAN GULMA Penyiangan dilakukan dua kali; pada saat tanaman berumur 14 hari dan 40 hari setelah tanam. Untuk gulma seperti rumput atau perdu lain, penyiangan dilakukan manual dengan cara mencabut seluruh bagian tanaman gulma sampai ke akar akarnya. Setelah itu gulma dikumpulkan dan dibakar sampai habis! Bersama penyiangan gulma yang kedua dilakukan juga pembubunan, yakni menutup akar tanaman yang muncul ke permukaan tanah dengan menggunakan tanah yang diambil di antara tanaman. Dengan menggunakan cangkul, tanah dipindahkan ke barisan jagung yang ada di kanan dan kiri hingga tercipta parit baru barisan tanaman. Hal ini dimaksudkan agar akar tanaman semakin mencengkeram tanah sehingga tanaman tidak akan roboh saat diterpa angin. PUPUK LANJUTAN Pada usia 15 s/d 30 hari setelah tanam atau setelah penyiangan pertama, tanaman perlu diberi pupuk lanjutan. Dengan tetap menggunakan RI1, pemberian pupuk ini dilanjutkan kembali setelah berusia 40 hari. PENGAIRAN Pengariran dilakukan dengan sistem leb; mengalirkan air ke dalam parit hingga meresap ke seluruh bagian bedengan. Cara ini lebih efisien dibanding penyiraman manual yang tentu memakan banyak waktu dan tenaga. Agar akar tanaman tetap mudah bernafas, usahakan saat melakukan pengairan air tidak sampai menggenangi bedengan. Untuk lahan yang tergolong kering atau saat tanaman mulai mengeluarkan buah, pengairan harus dilakukan dengan teratur dan terjadwal. Lahan yang terlalu kering atau kekurangan air saat proses pembuahan akan mengakibatkan tongkol tumbuh kecil sehingga mengurangi jumlah produksi pada saat panen. MASA PANEN Umur panen tergantung dari varietasnya. Tetapi ada beberapa ciri khusus, salah satunya adalah ketika daun jagung, kelobot, sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan kuku. Sebelum dipanen, daun jagung dikupas dan dipangkas bagian atasnya sehingga yang tersisa di pohon adalah buah jagung yang terkupas tetapi masih tersisa daunnya. Perlakuan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses pengeringan jagung. Setelah beberapa hari di pohon dan bijinya tampak mengering, barulah dilakukan pemetikan dengan mengambil waktu pada siang hari, ketika cuaca terik, agar kadar air dalam biji tidak bertambah. Ingat, kadar air yang tinggi menyebabkan buah jagung mudah terserang penyakit. Pemetikan jagung bisa dilakukan dengan memetik buahnya saja, tongkolan, atau sekaligus dengan daun keringnya. Jika jagung yang dipanen buahnya saja akan lebih mudah diangkut menggunakan keranjang atau karung, maka jagung yang dipanen dengan daunnya akan memudahkan pengangkutan bila menggunakan pikulan. Setelah jagung dipanen, selanjutnya perlu dilakukan penjemuran, pemipilan; memisahkan biji jagung dari tongkolnya, dan penyimpanan. HAMA DAN PENYAKIT PENANGGULANGAN HAMA Penggerek Batang Serangga ini meletakkan telurnya pada daun, dan setelah menetas larvanya akan memakan batang jagung. Gejala ini bisa dilihat ketika muncul lubang pada batang jagung. Selain itu, Penggerek Batang juga menyerang rambut dan pucuk tongkol buah jagung. Jika dibiarkan hama ini bisa menyebabkan berkurangnya produksi bahkan gagal panen. Pencegahannya bisa dilakukan dengan menanam jagung secara serempak, melakukan rotasi, dan memusnahkan tanaman yang terserang. Lalat Hama lalat berwarna abu abu, meletakkan telurnya berwarna putih di bawah permukaan daun. Setelah beberapa hari menetas larva memakan daun, pangkal daun dan pangkal batang serta menyebabkan munculnya lubang lubang di seluruh bagian tanaman. Jika seranggannya hebat, batang bisa patah karena pangkalnya habis dimakan. Pencegahannya antara lain dengan melakukan penanaman serentak, memilih varietas yang tahan serangan hama, memasang mulsa jerami di atas bedengan dan selalu menjaga kebersihan dari gulma. Ulat Tongkol Ulat tongkol meletakkan telurnya yang berwarna putih di daun dan rambut tongkol. Setelah menetas telur akanberubah menjadi larva berwarna kuning berkepala hitam. Larva inilah yang akan menyerang tongkol buah, dan menyebabkan kebusukan. Pencegahan hama ini dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan satu per satu. Ulat Tanah Ulat tanah ini menyerang bagian bagian vital seperti batang dan buah. Hama ini menyerang pada malam hari dan dan bersembunyi di dalam tanah pada siang hari. Ulat tanah biasa menyerang tanaman yang masih muda, membuat batang tanaman akan patah dan mati. Pencegahannya dengan menggunakan metode olah tanah. Kumbang Penggerek Biji Kumbang ini menyerang buah sejak saat panen sampai masuk ke dalam gudang. Biji buah menjadi keropos karena bagian dalamnya habis digerogoti, dan kerugiannya bisa mencapai 70%. Kumbang Bubuk Kumbang ini hampir seperti Kumbang Penggerek Biji, juga menyerang buah jagung. Gejala yang ditimbulkan adalah munculnya lubang lubang pada biji jagung yang lama kelamaan biji jagung akan hancur menjadi bubuk. Hama ini menyerang biji yang kurang kering dan biasanya terjadi pada saat cuaca lembab, dan kerusakan yang terjadi bisa mencapai 10%. Kutu Daun Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan makanan yang ada di daun. Tanaman akan kekurangan cairan dan daun berubah warna menjadi kuning, mengering, akhirnya mati. Pencegahan dilakukan dengan merotasi tanaman untuk memutus siklus kehidupannya. Ulat Grayak Dalam skala besar ulat grayak akan menghabiskan seluruh daun dan hanya menyisakan tulang daun. Pencegahannya dengan melakukan rotasi tanaman dan untuk menekan perkembangannya perlu menjaga kebersihan lahan. Monyet dan Babi Serangan kedua hama ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Dalam waktu semalam monyet dan babi bisa menghabiskan dan merusak tanaman seluas seperempat hektar. Untuk mengatasi hama ini bisa digunakan jerat dan kincir bambu yang bersuara keras. PENANGGULANGAN PENYAKIT Busuk Kelobot Penyakit busuk kelobot, daun jagung, disebabkan oleh jamur dengan gejala munculnya bintik bintik bulat warna hitam kebiruan di kelobot. Buah akan membusuk, akhirnya mati. Pencegahannya selain berdekatan dengan pohon pisang; karena sama sama merupakan inang jamur, bibit harus direndam dengan RI1. Bercak Daun Penyakit ini juga disebabkan oleh jamur, menyerang daun, pelepah, dan tongkol buah. Gejalanya muncul bercak bercak berwarna coklat dan kuning di daun, pelepah, dan tongkol buah. Penyakit ini menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis sehingga mengganggu produktivitas. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan serangan penyakit ini. Pengendaliannya dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang agar tidak menular ke tanaman lain. Busuk Tongkol Pada awalnya jamur menyerang daun kemudian merembet ke buah, dengan gejalanya memunculkan bercak bercak berwarna merah muda atau coklat gelap di kelobot buah. Akibatnya tongkol buah akan membusuk dan menyebabkan gagal panen. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan terhadap hama ini dan membersihkan gulma yang berpotensi menjadi inang jamur. Busuk Kerdil Penyakit kerdil disebabkan oleh virus yang pada awalnya memunculkan bercak bercak kuning muda dan memenuhi seluruh permukaan daun. Tanaman tidak bisa melakukan proses fotosintesis sehingga kekurangan makanan dan menjadi cacat atau kerdil. Pencegahan terbaik dengan melakukan penanaman varietas yang tahan terhadap penyakit ini dan melakukan rotasi tanaman untuk memutuskan siklus kehidupan virus. Tanaman yang terserang harus dimusnahkan agar tidak menjadi inang dan menulari tanaman lain yang masih sehat. Hawar/Blight Penyakit Hawar disebabkan oleh bakteri yang biasa menyerang daun bagian bawah tanaman muda yang akan berbunga, dengan gejala awal munculnya bercak bercak pada daun berbentuk huruf V. Akibatnya pertumbuhan terhambat dan produktivitasnya menurun, daun mengering lalu mati. Pencegahannya selain menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini, juga harus membersihkan gulma di sekitar lahan terutama inang sejenis bawang. Sedangkan pengendaliannya dengan cara memeusnahkan tanaman yang terserang. Bulai/Downy Mildew Penyakit ini disebabkan jamur, dan bagian yang diserang adalah daun terutama pada tanaman muda berumur di bawah 40 hari. Daun berubah warna menjadi kuning keputih putihan dan di bagian bawahnya muncul semacam serbuk berwarna putih berbentuk seperti tepung. Serangan jamur ini akan meningkat pada suhu udara tinggi. Akibatnya tanaman rusak dan tidak bisa menghasilkan tongkol jagung yang sempurna. Jika serangan hebat tanaman mati. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan merendam benih dengan RI1 sebelum ditanam. Pengendaliannya dilakukan dengan cara membakar tanaman yang diserang. Busuk Batang Penyakit busuk batang disebabkan oleh bakteri yang gejala awalnya batang abgian bawah berubah warna menjadi kecoklatan kemudian membusuk, mati, dan patah secara tiba tiba. Dari titik patahan tercium bau busuk yang menyengat. Pencegahannya dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan lahan agar tidak menular ke tanaman yang masih sehat. Karat Daun Penyakit Karat Daun disebabkan oleh jamur dengan gejala awal muncul bercak bercak merah dan keluar serbuk seperti tepung berwarna coklat kekuning kuningan. Akibatnya tanaman tidak bisa melakukan fotosintesis fengan sempurna sehingga pertumbuhannya lambat, bahkan bisa mati. Pencegahannya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan terhadap penyakit ini.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda