Blogger Template by Blogcrowds

Dalam berbagai teori bisnis terdapat berbagai macam strategi mengenai pembangunan merek. Tentunya, setiap teori mempunyai kelebihannya masing-masing. Untuk melengkapi ulasan yang telah ada, kami merangkum tiga langkah utama dalam membangun strategi merek yang dikemukakan oleh Donald Trump. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk membangun merek: Analisis situasi Selama analisis situasi, Anda menerjunkan diri dalam semua informasi yang tersedia di sekitar lingkungan persaingan Anda. Anda mempertimbangkan pelanggan potensial dan apa yang mungkin mereka butuhkan. Anda menemukan pesaing potensial dan memperkirakan tindakan yang bisa diambil untuk tetap bertahan. Anda mengevaluasi perusahaan Anda sehubungan dengan kemampuannya. Anda menggali perubahan-perubahan besar seperti komposisi penduduk, teknologi, sosial atau tren politik yang bisa jadi mempengaruhi Anda dan kinerja strategi merek Anda. Analisis situasi meliputi banyak waktu yang dihabiskan untuk mengulas informasi berupa penelitian, rencana dan analisis, dan berbicara kepada orang yang berpengalaman di pasar Anda. Hal itu mungkin menghabiskan separuh dari waktu yang dihabiskan membangun strategi merek tetapi kesimpulan Anda membentuk pondasi bagi strategi merek Anda. Segmentasi pasar Bagian pertama dari segmentasi pasar terdiri dari identifikasi segmen pasar yang memungkinkan. Bagian kedua ialah memilih segmen-segmen yang Anda hendaki untuk menjadi fokus upaya pembangunan merek Anda. Anda membidik segmen pasar sehingga Anda bisa berkonsentrasi terhadap upaya Anda yang ditujukan kepada kelompok-kelompok yang serupa sehubungan dengan apa yang mereka hendaki dari produk atau jasa Anda. David Sibley, manajer umum MTV Eropa dan wakil presiden senior kemitraan pemasaran internasional, menggambarkan peran utama pasar sasaran mereka dalam kegiatan pembangunan merek: ”Kami bersikap setia dengan segmen masyarakat usia 16 hingga 35 tahun sehingga kami bisa memperluas merek kami di mana kami merasa relevan dan menghibur [bagi mereka]” (“The Brand Stretchers“, Campaign, September 24, 2004, p. 29). Kata “masalah” merujuk kepada kebutuhan konsumen. Biasanya masalah tersebut ditemukan berhubungan dengan manfaat yang dicari - dimensi yang ada di dalam permasalahan yang dialami konsumen. Misalnya seorang penumpang pesawat terbang mungkin merasa cemas saat tiba di tujuannya terlambat atau klien seorang akuntan mungkin ingin memastikan bahwa pajaknya dihitung secara akurat tetapi juga masih memungkinkan untuk dilakukan penghematan. Misalnya, merek The Bahamas yang diposisikan secara berbeda untuk keluarga dan pasangan muda. Saat Anda mengidentifikasi dan memilih segmen pasar, sellau ingat bahwa informasi harus datang dari pelanggan, konsumen atau klien. Meskipun Anda bisa memiliki banyak pengalaman dengan pelanggan, penting untuk menggunakan informasi dari mereka kapanpun jika memungkinkan. Misalkan saja Anda memiliki sebuah agen real estate kecil. Segmen yang mungkin bisa digarap bisa jadi kaum lajang, pasangan muda, keluarga muda, keluarga yang lebih matang dan para pasangan usia lanjut yang tinggal sendiri. Untuk menentukan apakah segmen-segmen ini sebenarnya merupakan segmen pasar yang berbeda, Anda harus mempertimbangkan manfaat bahwa pelanggan real estate mungkin mencari misalnya kepakaran dalam hal keuangan, pengetahuan dalam sekolah, aksesibilitas pemilik real estate, dan kemampuan pemilik real estate untuk menyerasikan rumah dengan kebutuhan pelanggan. Anda juga perlu memperkirakan seberapa penting manfaatnya bagi para anggota dalam setiap kelompok, ,mungkin dengan skala 1 hingga 10 di mana 10 adalah “amat penting”. Evaluasi sistematis Setelah Anda mengidentifikasi segmen yang memungkinkan, Anda kemudian bisa secara sistematis mengevaluasi untuk menentukan mana yang akan jadikan fokus dalam upaya pembangunan merek. Tulislah sebuah daftar berisi segmen pasar yang Anda anggap potensial dan kemudian evaluasi setiap segmen berdasarkan dua dimensi: seberapa menariknya segmen bagi Anda dan kemampuan nisbi/ relatif Anda untuk merebut konsumen dari segmen tersebut. Berhati-hatilah agar tidak berusaha terlalu banyak mengejar semua segmen yang ada. Jika Anda sedang berfokus pada semua pelanggan, maka Anda sesungguhnya sedang tidak fokus pada satu pelanggan pun! Berfokus pada terlalu banyak segmen bisa menghabiskan sumber daya Anda dan mengaburkan citra merek Anda di mata konsumen. (*/Akhlis)

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda