Blogger Template by Blogcrowds

Untuk semua para sahabat tanpa terkecuali....moga bermanfaat

Arti persahabatan yang telah kita bahas kemarin perlu dikembangkan pada diri sendiri (pribadi) dan wajib pula dikembangkan pada pergaulan masyarakat sehari-hari (sosial). Islam sangat menghargai dan mengutamakan kehidupan sosial kemasyarakatan. Wacana iman dan amal, sholat dan zakat, puasa dan sodaqoh, serta ibadah Haji di Makkah Al Mukaromah jelas sangat bernuansa arti pentingnya keseimbangan kehidupan individu dan sosial. Persahabatan yang dilandasi oleh nilai-nilai tata pergaulan dan kesusilaan manusia tentu akan menghasilkan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan damai.

Tata pergaulan dan kesusilaan manusia, erat berhubungan dengan kehidupan keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Baik jauh maupun dekat. Bagaimana hubungan anak kepada orangtuanya? Bagaimana hubungan kita dalam pergaulan dengan tetangga dan masyarakat secara luas, sehingga kita dapat menempatkan diri pada tempat yang tepat? Sopan-santun, tata-krama pergaulan, dan berbuat baik kepada semua orang di sini amat ditekankan.

Berkenaan dengan tata pergaulan dan kesusilaan manusia tersebut Alqur'an mengajarkan;

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkaaan "uff (ah)" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih-sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagaimana mereka telah mendidik aku sewaku kecil.” (QS. 17:23-24)

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. 4:1,6)

Tata pergaulan dan kesusilaan manusia tersebut juga tergambar dalam ayat-ayat Alqur'an tatkala membicarakan kisah nasehat luqman kepada anaknya, yaitu di surah Luqman ayat 13-19;

Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kedzaliman yang besar".

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan….

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Tata pergaulan dan kesusilaan manusia ini dalam Islam diistilahkan sebagai pokok-pokok kebaktian. Dan pokok-pokok kebaktian tersebut bersifat menyeluruh (universal) dalam semesta alam. Islam sama sekali tidak membeda-bedakan suku agama, ras maupun antar etnis (SARA). Perbedaan adalah suatu sunnatullah yang penuh berkah. Perbedaan adalah kehendak Allah, yang mempunyai makna mendalam, yaitu agar manusia dalam tata pergaulannya mempunyai sifat-sifat positif, dan itu adalah ujian yang sebenarnya.

Persaudaraan Universal

Kembali kepada persoalan persahabatan dan persaudaraan, apa yang dapat kita gali dari prinsip-prinsip saling kenal-mengenal, tata, pergaulan dan kesusilaan manusia adalah bagi seorang muslim itu semua adalah pedoman dasar dari pokok-pokok kebaktian dalam menuju taqwa. Di samping itu prinsip-prinsip saling kenal-mengenal, tata pergaulan dan kesusilaan manusia akan menciptakan tali persahabatan dan persaudaraan universal, bukan hanya untuk komunitas muslim saja namun juga menciptakan tali persaudaraan umat manusia semuanya. Tentu dengan landasan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

''Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang- orang yang bertaqwa.”(QS. 2:177)

Demikianlah, memikirkan tentang persahabatan, dan persaudaraan barulah permulaan. Namun bekerja keras untuk mewujudkannya bukanlah cuma impian. Umat muslim khususnya dan manusia pada. umumnya, pasti dapat menikmati persahabatan dan persaudaraan universal tersebut, Dan kita semua optimis akan dapat membentuk ikatan istimewa persaudaraan abadi antar umat manusia.

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda