Sebuah berita bagus dilansir oleh Bloomberg News. Survei yang dilakukan lembaga itu memprediksi bahwa Indonesia kemungkinan besar akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara.
Setelah, komoditas mencapai harga tertinggi sehingga mendongkrak pendapatan. Pemilihan presiden yang berjalan damai juga bakal mendongkrak belanja masyarakat dan investasi.
Survei Bloomberg News terhadap 17 ekonom mendapatkan data, Produk Domestik Bruto pada triwulan kedua mencapai 3,8 persen. Bandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan pertama yang mencapai 4,4 persen.
Dengan asumsi ini Indonesia diprediksi sanggup bertahan di tengah resesi, sementara negara-negara di kawasan Asia lainnya banyak yang terpukul. Perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi domestik daripada ekspor.
Berkaca pada pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ketika menyampaikan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2010 beserta nota keuangannya di Dewan Perwakilan Rakyat pekan lalu, menyatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan lebih dari 5 persen.
Menurut ekonom regional senior Barclays Capital, Wai Ho Leong, harga komoditas yang kuat akan menguntungkan petani-petani skala kecil dan para pengusaha pertambangan.
“Populasi penduduk (Indonesia) sudah bisa melampaui saat-saat terburuk dalam badai krisis keuangan. Kebanyakan karyawan di bank dan perusahaan-perusahaan lainnya, umumnya memiliki kehidupan yang lebih baik,” kata Leong di Singapura.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini (10/8), merilis data pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua tahun ini mencapai 4 persen, turun dibandingkan pertumbuhan pada periode sama tahun lalu yang mencapai 4,4 persen (year on year).
Sedangkan bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal pertama tahun ini, menurut Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan, pertumbuhan pada kuartal kedua naik menjadi 2,3 persen (quater on quarter).
Rusman menambahkan, tiga sektor yang tumbuh tinggi pada triwulan kedua dibandingkan dengan triwulan pertama tahun ini adalah sektor listrik, gas, dan air bersih (8,1 persen), pengangkutan dan transportasi (4,7 persen), serta pertanian (3,5 persen).
Rusman menambahkan, Indonesia masih masuk tiga besar negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, setelah Cina yang tumbuh 7,5 persen dan India yang tumbuh 5,4 persen.
Dia menambahkan, target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 4-4,5 persen, dengan nilai nominal diperkirakan mencapai Rp 5.400 triliun hingga Rp 5.600 triliun, akan bisa terpenuhi.
2 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
semoga saja bukan hanya wacana
tapi pembuktian
semngatttt
amin...