Blogger Template by Blogcrowds

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan
oleh bibir - bibir manusia.
Dan Ibuku merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian,
manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dikala lara,
impian kita dalam sengsara,
rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta,
kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibunya,
ia akan kehilangan sehelai jiwa suci
yang senantiasa merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi
sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak,
syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan,
menjaga dan membesarkannya.
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus
memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.

Oleh : Ferry Djajaprana

Andaikan dulu Kakek Adam AS dengan Nenek Siti Hawa A.S. nggak makan buah terlarang (Khuldi) niscaya istilah hijab tidak diperlukan di muka bumi ini. Kenapa bisa begitu? Lantaran setelah dimurkai Allah SWT, Nabi Adam dan Siti Hawa mulai terhijab.

Jadi apa hijab itu? Hijab adalah tirai penutup, maksudnya adalah penghalang lajunya jiwa menuju Allah Taala. Penghalangnya adalah dosa-dosa kita. Dosa adalah kabut yang menyelimuti mata hati, sehingga hati tidak bisa melihat kebenaran yang datang dari Allah. Nur Allahnya tidak bisa tertangkap dengan pasti. Dengan demikian manusia selalu dalam keadaan waswas.


Hijab yang terbuka disebut kash. Yakni merupakan salah satu jenis pengalaman spiritual langsung yang menyebabkan salik (pejalan spiritual) dapat mengetahui tentang pengestahuan hakikat Allah. Para ahli Sufi sering disebut ahl al Kashf (kaum penyingkap).

Memahami hijab dan kashf fokus saja pada hati. Karena di hati itu sarangnya kemusyrikan, kemunafikan dus sekaligus di sini pusat tempat 'rendezvous' dengan Tuhannya.

"Dan apabila hambaku bertanya kepadamu (Muhammad SAW) tentang "Aku" maka jawablah Aku dekat..." (QS Albaqarah [2]: 186).

Ayat di atas membuktikan kita terhijab, karena tidak bisa melihat Tuhan yang dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher kita.

Bagaimana membuka hijab itu?
Menurut Hadits Rosulullah SAW :"Kalaulah setan-setan itu tidak berkerumun di hati Bani Adam, niscaya mereka dapat memandang ke alam ghaib" (HR. Ahmad dari Abu Hurairah).

Firman Allah Ta'ala : "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, apabila mereka di timpa was-was dari setan, mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS. AL Araf[7]: 201).

Menurut Al A'raaf di atas, kita akan mampu melihat fenomena alam di bawah kita, seperti intuisi, halusinasi, pikiran, perasaan dan getaran gelombang pendek yang dihembuskan oleh setan dan jin, sebab jiwa yang telah melampaui tahapan dan ikatan seluruh alam semesta menjulang menuju yang bukan alam (Sang Kholik).

Semoga membantu.

siip deh...

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda