Blogger Template by Blogcrowds

Tokoh Besar Islam AS Berpulang

By Republika Newsroom
Senin, 27 April 2009 pukul 17:29:00

Tokoh Besar Islam AS BerpulangLOS ANGELES TIMES

Dr. Hassan Hathout

PASADENA, AS - Dr. Hassan Hathout, seorang ahli medis sekaligus etika kedokteran, dan pemimpin Komunitas Muslim Kalifornia Selatan yang selalu di garis depan untuk membuat Muslim Amerika mudah dipahami dan membangun ikatan antar keyakinan, telah berpulang.

Ia meninggal secara alami pada usia 84 tahun pada Sabtu (25/4) lalu di rumahnya Pasadena, demikian ujar juru seorang wanita, jurubicara untuk Dewan Hubungan Masyarakat Muslim berbasis di Los Angeles, organisasi dimana Hassan juga menjadi anggota terkemuka.

Saat memimpin Pusat Islam Kalifornia Selatan, ia mengkordinasi upaya menjangkau masyarakat luas selama lebih dua dekade. Ia pun seorang cendekiawan tersohor yang telah menulis beberapa buku, beberapa di antaranya juga pernah dipublikasikan oleh penerbit Indonesia.

"Ia adalah salah satu raksasa dalam sejarah Islam di Amerika, yang mendesak Muslim untuk berintegrasi secara organik dengan masyarakat Amerika dan menghimbau Muslim tidak bersikap seperti pengunjung luar," ujar Salam al Marayati, direktur eksekutif Dewan Hubungan Masyarakat Muslim, Ahad (26/4) lalu, seperti yang dilansir oleh Los Angeles Times, Senin (27/4).

Pada 1998, Hathouth pernah dipercaya menyampaikan kotbah dalam perayaan Idul Fitri pertama kali di Gedung Putih. Kemudian bersama seorang Rabi dari sinagog ternama, Bel-Air' Leo Baeck dan Pastor George Regas, dari Gereja All Saints Episcopal di Pasadena, Hathout juga membantu Pusat Antar Keyakinan untuk menangkal rasisme, salah satu aktivitas besar pertama gerakan antar-keyakinan di Los Angeles.

"Sebagai seorang ahli medis ia juga berkomitmen terhadap hidup, ia ingin menentang apapun yang hendak menghancurkan hidup. Ia benar-benar orang yang sangat religius," ujar George masih seperti yang dikutip oleh Los Angeles Times, Senin (27/4).

Hassan lahir di Kairo 23 Desember tahun 1924. Putra seorang guru sekolah ini pun melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Eidinburgh di mana ia memperoleh gelar Ahli Bedah dari Royal College dan Ahli Obsterik dan Ginekologis dari Royal Collage. Ia juga memperoleh gelar doktor folosofi dalam genetika reproduksi.

Ia pernah mengajar ilmu obstetrik dan ginekologis di Kuwait, di mana ia tinggal selama 26 tahun sebelum akhirnya berimigrasi ke Amerika Serikat pada akhir 1980.

Dengan cepat, ia terlibat dalam kegiatan antar-keyakinan di Los Angeles, bersama Rabi Beerman dan Pastur George, ia mengorganisasi layanan ibadah untuk Muslim, Kristiani, dan Yahudi selama Perang Teluk Persia pada 1991. Layanan pertama di Gereja All Saints di Pasadena, mampu menyedot hingga lebih dari 1.500 jemaat.

"Kita telah hidup berdampingan selama berabad-abad dengan kerjasama maupun kebencian timbal-balik," ujar Hassan suatu saat seperti yang dikutip dalam Dailly News pada 1991. "Salah satu hal positif dari seluruh krisis telut ini adalah tiga komunitas datang bersama dan menemukan jika keyakinan satu sama lain dan sumber kitab tertulis sangatlah mirip," imbuhnya.

Setelah peristiwa WTC 11 September, ia semakin meningkatkan upaya menjembatani gap dan mengajak Muslim untuk menurunkan volume retorika anti-Amerika. Ia juga berbicara dalam Hari Masjid Terbuka, sebuah program diluncurkan pada 2002, di mana lebih dari dua lusin masjid di Kalifornia Utara mengundang non-Muslim untuk bergabung dalam acara doa, perayaan dan pembacaan sastra Islam.

Pada acara tersebut beberapa tahun lalu, ia bahkan menekankan kepada pengunjung, alih-alih mengelompokkan manusia berdasar agama, ia mengajak untuk memandang manusia dengan istilah lebih mendasar, "mereka yang berhati cinta, dan mereka mereka yang berhati benci,"

"Ia memiliki hati yang luar biasa," ujar Dr Omar Alfi, seorang fisikawan dan mantan pimpinan Pusat Islami Kalifornia Selatan yang mengenal mendiang selama 60 tahun. "Hal utama baginya ialah, agama merupakan cinta kasih,...bahwa manusia yang tidak mencintai atau membenci orang, sama dengan tidak menghormati agamanya," tuturnya

"Itulah hal penting baginya," kata Omar lagi.

Hassan Hathout pergi meninggalkan istrinya berusia 56 yahun, Salonas, seorang anak perempuan Eba, dan adik lelaki Maher beserta dua cucu.

Pemakaman dilakukan Minggu lalu sekitar pukul 3 waktu setempat di Pemakaman Rose Hills Memorial Park, 3888 Workman Mill Road, Whittier 90601, Los Angeles./itz

0 Comments:

Post a Comment



Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda